Pages

Labels

Test Footer 2

Jumat, 03 Januari 2014

KM 1 MENJELANG SURGA



Tahun 2014 telah kita tapaki mulai hari ini, dan tahun 2013 telah meninggalkan kisahnya. Manis pahitnya, hitam putihnya... semua telah berlalu. Dan kini tiba kita membuka lembaran baru, penuh haru biru... semangat mungkin iya, sedih mungkin iya juga...
Tapi yang patut dan sudah selayaknya mengiringi setiap pergantian waktu (tidak hanya pergantian tahun saja, bahkan pergantian bulan, minggu, maupun hari) adalah bagaimana kita menyikapinya.

Dan mementum pergantian tahun tidak selayaknya dimaknai dengan pesta hura-hura penuh kemaksiatan. Sebaliknya momentum pergantian tahun harus kita maknai dengan 3 hal, yaitu:
Muhasabah (evaluasi diri)
Sudah berapa lamakah kita hidup? Dan sudah sampai di manakah hidup kita saat ini ?
Tadzkirah
Memahami pergantian waktu adalah peringatan akan semakin dekatnya jarak kita dengan alam kubur.
Hijrah
Perpindahan meninggalkan masa lalu yang tidak membangun masa depan kita.
Lalu, sudahkah kita berhijrah???
Mungkin akan ada yang menjawab belum. Ada yang menjawab sudah tapi belum sepenuhnya. Kenapa bisa belum???

Karena kita masih Terbelenggu. Terbelenggu oleh kebiasaan buruk yang sudah terjadi selama bertahun-tahun. Oppsss, terus bagaimana mengubah kebiasaan buruk kita???
Caranya yaitu dengan Teruslah mengaji dan mendengar nasihat dari siapapun. Mendengar nasihat dan ilmu dari buku, dan sempurnakan dengan do’a.

Layaknya roket yang mampu meluncur tepat pada sasaran ketika dipasang homing device. Begitupun dengan kita. Kita perlu ilmu dan nasihat sebagai homing device agar doa yang kita luncurkan kepada Allah nantinya akan kembali tepat pada sasarannya.
Kita semua meyakini bahwa hakikat kehidupan adalah perjalanan panjang dengan tujuan akhir  yaitu surga dengan segala kenikmatannya. Seperti halnya suatu perjalanan yang bertujuan, dan kita  betul-betul menuju kesana, akan mengantarkan kita sampai pada “suasana” khusus yang mengisyaratkan bahwa tujuan perjalanan sudah dekat.
Hmm, kalau begitu, jika kita mengatakan bahwa kita hendak menuju ke surga, berarti kita harusnya mampu merasakan “suasana” khusus yang menandakan bahwa kita sudah dekat dengan surga bukan???
Lalu, apakah kita sudah merasakan “suasana” surga itu??? Jika memang kita sudah dekat dengan surga, tentunya kita sudah mampu merasakannya, mamun jika belum, jangan-jangan memang kita masih begitu jauh dengan surga..nauzubillahimindzalik.

Seperti ketika kita hendak pergi ke pantai. Perjalanan panjang kita lalui, hingga jarak 1km mendekati tempat tujuan yaitu pantai, tentunya kita sudah mampu merasakan suasana berbeda. Suasana yang menunjukkan bahwa ini telah dekat dengan pantai. Semilir anginnya, semerbak bau air lautnya, sayup-sayup suara deru ombaknya dan kondisi yang khas pantai.

Yaa... sudahkah hidup kita saat ini menampakkan suasana KM 1 Menjelang Surga ?? suasana yang diliputi kualitas hidup surgawi.
Mudah sebenarnya untuk mengecek dan mengevaluasi apakah kita telah berada di KM 1 Menjelang surga atau belum. Yaitu ketika kita mampu menghadirkan kualitas hidup surgawi ke dalam kehidupan duniawi ini. Kualitas hidup surga seperti apakah, 

1.       Masihkah kita melihat sesamanya berdasarkan ras, suku, golongan dan status sosial?
Padahal, di surga setiap orang tidak melihat sesamanya berdasarkan ras, suku, golongan ataupun status sosial.
Hadirkan itu di dunia, dengan tidak menjadikan ras, suku atau golongan sebagai kebanggaan kita. Kebanggaan kita hanya satu, yaitu “ISLAM”
2.      Masihkah kita mengeluh dengan kondisi yang kita alami?
Padahal di surga tidak ada orang yang mengeluh kecewa. Semua menerima apapun yang telah Allah putuskan untuknya.
Hadirkan itu di dunia, dengan menerima apapun dengan lapang, tidak pernah merasa dirugikan. Lapang terhadap apapun dan siapapun.
3.      Masihkah kita bermusuhan dan membenci sesama?
Padahal di surga tidak ada orang yang saling bermusuhan ataupun membenci sesamanya.
Hadirkan itu di dunia, dengan mengasihi dan menyayangi sesama dengan kasih sayang yang membuat kita dan yang kita sayangi semakin mencintai Allah.
4.      Masihkah kita merasa susah, resah dan gelisah?
Padahal di surga tidak akan kita jumpai orang yang susah, resah dan gelisah.
Hadirkan itu di dunia, dengan selalu berpikir baik tentang apapun dan berperasaan mulia karena sebab apapun.
Perasaan mulia:
“apa yang kita rasakan ketika membeli jeruk ternyata rasanya asam? Jika kita berperasaan mulia, maka kita akan merasa bersyukur. Bersyukur karena yang mendapatkan jeruk asam itu adalah diri kita sendiri bukan orang lain” –subhanallah, sungguh indah perasaan mulia itu :-)
5.      Masihkah kita terpesona dengan keelokan dunia?
Padahal di surga kita akan menjumpai tempat penuh pesona kenikmatan yang tiada dua. Keindahan yang belum pernah terlihat, belum pernah terdengar, dan belum pernah tergambarkan.
Hadirkan itu di dunia, dengan tidak mudah silau oleh kemilau kesenangan dunia.
6.      Masihkah kita meragukan janji Allah?
Padahal di surga tak ada seorang pun yang meragukan janji Allah.
Hadirkan itu di dunia, dengan selalu yakin dengan semua janji Allah.
7.      Masihkah kita tidak ridho dengan ketetapan Allah?
Padahal di surga tidak ada yang tidak ridho dengan ketetapan Allah, semua dengan senang hati menerima ketetapan Allah.
Hadirkan itu di dunia, dengan selalu ridho terhadap apapun ketetapan yang telah Allah tetapkan.

Sudahkah susana surga itu terasa dalam kehidupan kita??? Sudahkah kita berada di KM 1 Menjelang Surga ???
Mari kita tersadar dan berbenah menuju KM 1 menjelang surga itu... intinya adalah menjadikan segala apapun itu bernilai Akhirat.
red: Ratna Ni’Am
Berdasar Tabligh Akbar, Usdz.Syatori Abdurrauf
Muhasabah Akhir Tahun-7 Langkah Menuju Hidup Penuh Makna
@Jogja Islamic Book Fair
Selasa, 31 Desember 2013
 19.00-22.00 WIB

0 komentar:

Posting Komentar