Hari
kamis yang lalu, kebetulan hari terakhir ujian di semester 3 ini. Selesai ujian
sekitar jam 11-an saya tidak bergegas pulang karena ada teman yang minta
bantuan untuk buatin surat permohonan ujian susulan. Duduk-duduk di lantai 4,
tepat di depan ruang munaqosah- ruangan yang biasa digunakan untuk sidang
skripsi dan seminar proposal skripsi-.
Tak
lama duduk di sana, sampai saya selesai membuat suratnya, tiba-tiba datang
seorang mas-mas menghampiri kami,
“Maaf...ada
yang mau ikut seminar proposal?? Kebetulan ini pesertanya masih kurang tiga
anak. Ada yang mau ikut??”
Kamipun
sempat heran... hmmm seminar apaan lagi?? Tapi kemudian saya tersadar... oow
siminar skripsi. Karena memang beberapa waktu yang lalu saya berkeinginan untuk
ikut seminar proposal dan ataupun munaqosah, sayapun dengan sigap dan yakin
berkata, “saya mauuuuuu....” sambil acung jari.
“Kapan mas??”
“sekarang
ini, tapi nunggu dosennya dulu bentar...”
Mas
itupun langsung menyodorkan makalah duplikasi dari proposalnya kepada saya.
Memang
pas gak ada agenda apapun di jam itu, daripada langsung pulang, saya memilih
untuk mengikuti seminar proposal itu...yaa itung-itung cari pengalaman, gimana
sihhh rasanya dan prosesnya kalau kita seminar tuh..
Beberapa
saat kemudian, dosen yang mengujinya pun datang... kamipun masuk ke ruang
munaqosah. Astaga ternyata pesertanya hanya bertiga, dan saya satu-satunya
peserta perempuan disitu... yaaa gak papalah, sudah diniati apa boleh buat,
meski agak gak nyaman.
Dosenpun
dengan cekatan langsung memulai seminar, membuka dan kemudian mempersilahkan
mahasiswa yang bersangkutan untuk memberikan gambaran sekilas tentang masalah
yang akan dia angkat dalam skripsinya. Dia hanya diberikan waktu 7 menit untuk
memaparkan.
Bla....bla...bla...bla.....
Semua
peserta (3 orang, termasuk saya) dengan seksama memperhatikan pemaparan sambil
membaca makalah proposal yang ada di tangan kami masing-masing. Pertama kali
baca makalahnya, di bagian depan saya sempat tersentak ketika melihat NIM dari
mahasiswa tersebut, 05XXXXXX... hah??? Angkatan 2005??? Woow...berarti udah
semester berapa nih?? Kaget bukan main, pas saya hitung kira-kira udah 8 tahun.
tapi pikiran saya saat itu, mungkin karena dia pernah ambil cuti, jadi agak
molorr...
Berjalan
beberapa menit, dosen mempersilahkan peserta untuk menanggapi pemaparan yang
telah disampaikan. Ketiga peserta termasuk saya, memberikan beberapa masukan
sekedarnya, dan kemudian giliran dosennya...
“Yaa..
itu tadi hasil pemaparan atas proposalnya, disini saya tidak akan banyak
berkomentar dan menambahkan. Karena jujur saja kami sebenarnya sudah menyerah
dan tidak sanggup lagi, karena ini sudah amat istimewa sekali. Namun apa boleh
buat saya coba bantu meskipun ini sangat berat. Tadi masukan dari teman-teman
silahkan anda tampung dan anda jadikan tambahan untuk perbaikan dalam penyusun
skripsi anda. Dan mulai sekarang silahkan anda fokus untuk membuat draf anda,
karena waktu anda tinggal sebentar lagi. Jadi maksimal tanggal 21 Januari ini anda
harus menyerahkan draf kepada saya. Bisa atau tidak bisa hari itu juga, karena
masa aktif anda juga terakhir tgl 31...”
Dengan
tanpa berbelit-belit dan berkomentar macam-macam, dosen dengan tegas langsung
menutup seminar saat itu juga. Dan segera meninggalkan ruangan. Meski sempat
didesak untuk menandatangani laporan berita acara, namun pak dosen tetap
memutuskan untuk segera meninggalkan ruangan.
“Sudah...sudah...
anda sekarang tidak usah memikirkan yang macam-macam, urusan berita acara dan
lain-lainnya anda urus belakangan saja, toh ini juga tidak berjalan sewajarnya.
Jadi sekarang anda fokus dengan draf anda supaya cepat selesai dan jangan mikir
yang macam-macam.
Dengan
wajah memelas dan tanpa dosa, kakak itu hanya mengangguk-angguk dan mengiyakan
setiap nasihat yang disampaikan oleh dosen.
Saya
hanya terpaku melihat kejadian itu, wow.... sepeachless, dan ehmmmm....
ternyata memang ada yang tidak wajar. Saya jadi kasihan sama kakak itu... kok
bisa yaa... saat itu saya berpikir mungkin kakak itu kuliah sambil kerja jadi
kuliahnya agak molor.
Karena
sudah selesai sayapun memutuskan ikut keluar dari ruangan, sambil bercap dalam
hati...” semangat kak...semoga dimudahkan jalannya.”
Saya
tidak bisa membayangkan, hanya dalam waktu beberapa hari harus menyelesaikan
draf skripsi. Meskipun saya belum paham betul, sewajarnya berapa lamanya untuk
membuat draf skripsi, namun rasanya gak mungkin juga diselesaikan hanya daam
beberapa hari saja. Tapi semoga berhasil kak...!!
Hah,,,
ada pengalaman menarik saat itu bisa mengikuti seminar mahasiswa “istimewa”, dan
boleh dibilang ini langka. Yaaap,,, beajar dari kakak itu bahwa jalan tak
selalu mulus, akan ada rintangan disetiap jalan yang kita lalui, semoga darinya
kita dapat selalu mengambil ibrahnya, semoga.
Dan
untuk kedua orangtua yang senantiasa mendoakan setiap buah hatinya, semoga tak
pernah bosan untuk bersabar dan terus mendukung langkah kaki kami, yang meski
tertatih namun berharap dapat terus kuat melangkah menjalankan setiap amanah
yang teremban di pundak kami.
#Smangattttttttt
kakak.... semoga langkah bakti kita dimudahkan, cayoooo.....
Terbayang
diri ini untuk segera bisa mewujudkan harapan kedua orangtua untuk segera
lulus. Hehehe... padahal baru semester 3 mau masuk 4,,, hadeh ,.....bayangannya
udah jauhhhhhh.... hehehe gak papa dung, bermula dari mimpi gitu, :D
,mbk, kalo boleh tau itu kakaknya jurusan apa??? PBA kah????
BalasHapusbukan daimah,,, itu anak PAI juga kok..:)
BalasHapus