Pages

Labels

Test Footer 2

Selasa, 29 Januari 2013

Walau Jalan Tak Selalu Mulus


Hari kamis yang lalu, kebetulan hari terakhir ujian di semester 3 ini. Selesai ujian sekitar jam 11-an saya tidak bergegas pulang karena ada teman yang minta bantuan untuk buatin surat permohonan ujian susulan. Duduk-duduk di lantai 4, tepat di depan ruang munaqosah- ruangan yang biasa digunakan untuk sidang skripsi dan seminar proposal skripsi-.
 
Tak lama duduk di sana, sampai saya selesai membuat suratnya, tiba-tiba datang seorang mas-mas menghampiri kami, 

“Maaf...ada yang mau ikut seminar proposal?? Kebetulan ini pesertanya masih kurang tiga anak. Ada yang mau ikut??”

Kamipun sempat heran... hmmm seminar apaan lagi?? Tapi kemudian saya tersadar... oow siminar skripsi. Karena memang beberapa waktu yang lalu saya berkeinginan untuk ikut seminar proposal dan ataupun munaqosah, sayapun dengan sigap dan yakin berkata, “saya mauuuuuu....” sambil acung jari.
 “Kapan mas??”
“sekarang ini, tapi nunggu dosennya dulu bentar...”

Mas itupun langsung menyodorkan makalah duplikasi dari proposalnya kepada saya.

Memang pas gak ada agenda apapun di jam itu, daripada langsung pulang, saya memilih untuk mengikuti seminar proposal itu...yaa itung-itung cari pengalaman, gimana sihhh rasanya dan prosesnya kalau kita seminar tuh..

Beberapa saat kemudian, dosen yang mengujinya pun datang... kamipun masuk ke ruang munaqosah. Astaga ternyata pesertanya hanya bertiga, dan saya satu-satunya peserta perempuan disitu... yaaa gak papalah, sudah diniati apa boleh buat, meski agak gak nyaman.

Dosenpun dengan cekatan langsung memulai seminar, membuka dan kemudian mempersilahkan mahasiswa yang bersangkutan untuk memberikan gambaran sekilas tentang masalah yang akan dia angkat dalam skripsinya. Dia hanya diberikan waktu 7 menit untuk memaparkan.

Bla....bla...bla...bla.....

Semua peserta (3 orang, termasuk saya) dengan seksama memperhatikan pemaparan sambil membaca makalah proposal yang ada di tangan kami masing-masing. Pertama kali baca makalahnya, di bagian depan saya sempat tersentak ketika melihat NIM dari mahasiswa tersebut, 05XXXXXX... hah??? Angkatan 2005??? Woow...berarti udah semester berapa nih?? Kaget bukan main, pas saya hitung kira-kira udah 8 tahun. tapi pikiran saya saat itu, mungkin karena dia pernah ambil cuti, jadi agak molorr...

Berjalan beberapa menit, dosen mempersilahkan peserta untuk menanggapi pemaparan yang telah disampaikan. Ketiga peserta termasuk saya, memberikan beberapa masukan sekedarnya, dan kemudian giliran dosennya...

“Yaa.. itu tadi hasil pemaparan atas proposalnya, disini saya tidak akan banyak berkomentar dan menambahkan. Karena jujur saja kami sebenarnya sudah menyerah dan tidak sanggup lagi, karena ini sudah amat istimewa sekali. Namun apa boleh buat saya coba bantu meskipun ini sangat berat. Tadi masukan dari teman-teman silahkan anda tampung dan anda jadikan tambahan untuk perbaikan dalam penyusun skripsi anda. Dan mulai sekarang silahkan anda fokus untuk membuat draf anda, karena waktu anda tinggal sebentar lagi. Jadi maksimal tanggal 21 Januari ini anda harus menyerahkan draf kepada saya. Bisa atau tidak bisa hari itu juga, karena masa aktif anda juga terakhir tgl 31...”

Dengan tanpa berbelit-belit dan berkomentar macam-macam, dosen dengan tegas langsung menutup seminar saat itu juga. Dan segera meninggalkan ruangan. Meski sempat didesak untuk menandatangani laporan berita acara, namun pak dosen tetap memutuskan untuk segera meninggalkan ruangan.

“Sudah...sudah... anda sekarang tidak usah memikirkan yang macam-macam, urusan berita acara dan lain-lainnya anda urus belakangan saja, toh ini juga tidak berjalan sewajarnya. Jadi sekarang anda fokus dengan draf anda supaya cepat selesai dan jangan mikir yang macam-macam.

Dengan wajah memelas dan tanpa dosa, kakak itu hanya mengangguk-angguk dan mengiyakan setiap nasihat yang disampaikan oleh dosen.

Saya hanya terpaku melihat kejadian itu, wow.... sepeachless, dan ehmmmm.... ternyata memang ada yang tidak wajar. Saya jadi kasihan sama kakak itu... kok bisa yaa... saat itu saya berpikir mungkin kakak itu kuliah sambil kerja jadi kuliahnya agak molor.

Karena sudah selesai sayapun memutuskan ikut keluar dari ruangan, sambil bercap dalam hati...” semangat kak...semoga dimudahkan jalannya.”

Saya tidak bisa membayangkan, hanya dalam waktu beberapa hari harus menyelesaikan draf skripsi. Meskipun saya belum paham betul, sewajarnya berapa lamanya untuk membuat draf skripsi, namun rasanya gak mungkin juga diselesaikan hanya daam beberapa hari saja. Tapi semoga berhasil kak...!!

Hah,,, ada pengalaman menarik saat itu bisa mengikuti seminar mahasiswa “istimewa”, dan boleh dibilang ini langka. Yaaap,,, beajar dari kakak itu bahwa jalan tak selalu mulus, akan ada rintangan disetiap jalan yang kita lalui, semoga darinya kita dapat selalu mengambil ibrahnya, semoga.

Dan untuk kedua orangtua yang senantiasa mendoakan setiap buah hatinya, semoga tak pernah bosan untuk bersabar dan terus mendukung langkah kaki kami, yang meski tertatih namun berharap dapat terus kuat melangkah menjalankan setiap amanah yang teremban di pundak kami.

#Smangattttttttt kakak.... semoga langkah bakti kita dimudahkan, cayoooo.....

Terbayang diri ini untuk segera bisa mewujudkan harapan kedua orangtua untuk segera lulus. Hehehe... padahal baru semester 3 mau masuk 4,,, hadeh ,.....bayangannya udah jauhhhhhh.... hehehe gak papa dung, bermula dari mimpi gitu, :D

2 komentar: