Cinta di ufuk Senja Maskam
Rabu...ya hari yang dimana aku bisa sedikit
bernapas lega karena kegiatanku tak begitu padat. Ya entah kenapa semester dua
ini hari-hariku begitu padat, membuatku setiap hari harus sering berangkat jam
6 pagi dan pulang jam 9 malam. Hmmm sempet terlintas dipikiranku, aku seperti
bermusuhan dengan matahari. Aku pergi disaat matahari belum muncul sempurna,
dia baru mengintip malu-malu di ufuk timur.
Dan disaat aku pulang, aku sama
sekali sudah tak melihat wujudnya. Aku hanya bisa memandangi kilauan lampu
jalanan yang begitu setia diterpa dinginnya angin malam. Remang-remang
gitu-hehehe indah banget- apalagi jalanan sudah tak begitu ramai seperti di
siang hari, hanya ada segelintir mobil yang sesekali melintas. Ya jam-jam
segitu memang waktunya orang bersiaga untuk tidurrrr.
Dulu waktu belum jadi mahasiswa, aku gak pernah
yang namanya pulang malam, paling pulang malem Cuma gara-gara ikut pengajian
pemuda-pemudi di rumah tetangga sebelah jadi wajar aja. Tetapi sekarang pulang
malem udah menjadi hal yang sangat rutin dan biasa menghiasi hari-hariku.
Justru jadi hal yang tak biasa ketika sore hari aku sudah ada di rumah. “kok
jam segini udah pulang???” tanya ibuku saat aku pulang lebih awal suatu hari.
Yaaa... begitulah aku dan kehidupan malamku yang meskipun melelahkan tapi aku cukup senang. Banyak pengalaman berharga yang ku dapat. Pengalaman bagaimana memahami karakter anak yang sering berubah-ubah, memahami bagaimana membuat anak mudah memehami maksud kita. Dan banyak hal baru lainnya yang sebelumnya belum aku dapat. Senang....senang...dan senang, dan rasa capek, lelah, kantuk jadi hilang tak terasa.
ya hari rabu, hari dimana aku bisa punya banyak waktu menyendiri
di maskam, sedikit menenangkan pikiran dan menentramkan hati. Meskipun hanya
sekedar duduk-duduk bersandar tembok masjid seusai sholat Ashar, tapi itu
menjadi hal yang sangat menentramkan jiwa. Dan satu hal lagi yang sangat aku
senangi, yaa... aku sangat hafal dengan kebiasaan di maskam hari Rabu sore ba’da
ashar, apa itu???
Ya... ada pemutaran lagu nasyid. Itu karena ba’da ashar
di maskam ada kajian rutin kitab fiqih, dan sebelum acara dimulai biasanya
takmir akan memutarkan lagu-lagu nasyid. Sambil terbaring santai di pojok barat
lantai 2 maskam, yang memang dikhususkan untuk jamaah akhwat, aku menanti lagu
kedua-hehehe.... entah kenapa lagu yang
diputar hanya itu-itu saja dan dengan urutan yang selalu tetap- ya...lagu kdua, dengan alunan musik yang
begitu lembut, merdu dan sangat enak didengar, ditambah liriknya yang begitu
menyentuh. Membuat siapa yang mendengar bisa meneteskan air mata. Dan lagu yang
ku nantipun berdendang,,,,
dimalam penuh bintang
di atas sajadah yang kubentang
sedu sedan sendiri
mengaduh pada Yang Maha Kuasa
betapa naif diriku ini hidup tanpa ingat pada-Mu
urat nadi pun tahu aku hampa...
di malam penuh bintang
di bawah sinar bulan purnama
kupasrahkan semua
keluh kesah yang aku rasa
sesak dadaku
menangis pilu
saat ku urai dosa-dosaku..
dihadapan-MU ku tiada artinya............
doa kalbu tak bisa aku bendung
deras bak hujan di gurun sahara
hatiku yang gersang........
terasa oleh tenteram...
hanya Engkau yang tahu siapa aku
tetapkanlah seperti malam ini
sucikan diriku selama-lamanya....
di atas sajadah yang kubentang
sedu sedan sendiri
mengaduh pada Yang Maha Kuasa
betapa naif diriku ini hidup tanpa ingat pada-Mu
urat nadi pun tahu aku hampa...
di malam penuh bintang
di bawah sinar bulan purnama
kupasrahkan semua
keluh kesah yang aku rasa
sesak dadaku
menangis pilu
saat ku urai dosa-dosaku..
dihadapan-MU ku tiada artinya............
doa kalbu tak bisa aku bendung
deras bak hujan di gurun sahara
hatiku yang gersang........
terasa oleh tenteram...
hanya Engkau yang tahu siapa aku
tetapkanlah seperti malam ini
sucikan diriku selama-lamanya....
doa kalbu....
hmmmmmm... rasanya tentram sekali, di suasana masjid yang
hening, menggema nada yang begitu merdu, dengan lirik yang begitu menyentuh
hati..., rasanya ingin menangis, merasakan kuasa Allah, merasakan betapa hina
diri ini di hadapan Dia yang Paling Mulia, betapa kotor nan berlumut dosa diri
ini, tanpa ampunan dari-Nya. Dan betapa kecil diri ini dihadapan-Nya Yang Maha
Agung.
Sejenak keluar dari rutinitas yang begitu menyesakkan, dan
kembali mendekap di pelukan cinta-Nya dan di dalam istana cinta-Nya, membuatku
begitu nyaman dan betah untuk berlama-lama disana..... ^___________^
Setidaknya inilah obat disaat
luka yang menganga,
Rintik hujan ditengah
terik yang menyengat,
Dan, hijau ditengah merah
kering padang pasir,
Aku ingin mendekap Mu
erat...
Hingga tak kuasa tangan
memebekas merah,
Aku ingin mendekap Mu
erat...
Agar tak terasa, hangat
tubuh menggigil ini,
Aku ingin...dan ingin
selalu mendekap,,
Tapi apa daya angin badai
menerpaku
sedikit..sedikit dan
semakin merenggangkan pelukan ini,,,
tapi aku selalu merindu
dan mencari pelukan Mu,,
pelukan hangat Cinta-Mu
Ya Rabb...
ku tahu Kau tak pernah meleas pelukan Mu
tapi...
hanya aku Yang tak kuasa
menehan angin yang menghantam
@Aku yang akan selalu
mencari Dekap CINTA-Mu
suka^^
BalasHapustetap semangat ya... 'gadis-gadis yang tersengat semangat mentari', gadis-gadis yang berharap jadi mentari bagi orang lain suatu hari nanti[^^]
kehidupan jadi sedikit aneh ketika kita ternyata juga menikmati malam dengan energi matahari.
tetap semangat di jalan ini. tetap semangat di jalan ini... karena Dia melihat kita. ayo saling menjaga di jalan ini... saudariku..[>_<]
yaap... smga kita sllu Istiqomah d Jalan Cinta-Nya,,, mngharap Ridho-Nya,, bukan karena siapa2, bukan untuk siapa-siapa,,, smua Lillah.. Fillah...
Hapuslets Fastabiqulkhairat, ya Ukhti ;-)
smoga Allah slalu mjga kita smwa...Amiin