Pages

Labels

Test Footer 2

Kamis, 05 April 2012

Cinta di Ufuk Senja MasKam


Cinta di ufuk Senja Maskam

Rabu...ya hari yang dimana aku bisa sedikit bernapas lega karena kegiatanku tak begitu padat. Ya entah kenapa semester dua ini hari-hariku begitu padat, membuatku setiap hari harus sering berangkat jam 6 pagi dan pulang jam 9 malam. Hmmm sempet terlintas dipikiranku, aku seperti bermusuhan dengan matahari. Aku pergi disaat matahari belum muncul sempurna, dia baru mengintip malu-malu di ufuk timur. 
Dan disaat aku pulang, aku sama sekali sudah tak melihat wujudnya. Aku hanya bisa memandangi kilauan lampu jalanan yang begitu setia diterpa dinginnya angin malam. Remang-remang gitu-hehehe indah banget- apalagi jalanan sudah tak begitu ramai seperti di siang hari, hanya ada segelintir mobil yang sesekali melintas. Ya jam-jam segitu memang waktunya orang bersiaga untuk tidurrrr.

Dulu waktu belum jadi mahasiswa, aku gak pernah yang namanya pulang malam, paling pulang malem Cuma gara-gara ikut pengajian pemuda-pemudi di rumah tetangga sebelah jadi wajar aja. Tetapi sekarang pulang malem udah menjadi hal yang sangat rutin dan biasa menghiasi hari-hariku. Justru jadi hal yang tak biasa ketika sore hari aku sudah ada di rumah. “kok jam segini udah pulang???” tanya ibuku saat aku pulang lebih awal suatu hari.

Yaaa... begitulah aku dan kehidupan malamku yang meskipun melelahkan tapi aku cukup senang. Banyak pengalaman berharga yang ku dapat. Pengalaman bagaimana memahami karakter anak yang sering berubah-ubah, memahami bagaimana membuat anak mudah memehami maksud kita. Dan banyak hal baru lainnya yang sebelumnya belum aku dapat. Senang....senang...dan senang, dan rasa capek, lelah, kantuk jadi hilang tak terasa.

Kembali lagi ke hari Rabu...hehehe,
ya hari rabu, hari dimana aku bisa punya banyak waktu menyendiri di maskam, sedikit menenangkan pikiran dan menentramkan hati. Meskipun hanya sekedar duduk-duduk bersandar tembok masjid seusai sholat Ashar, tapi itu menjadi hal yang sangat menentramkan jiwa. Dan satu hal lagi yang sangat aku senangi, yaa... aku sangat hafal dengan kebiasaan di maskam hari Rabu sore ba’da ashar, apa itu???
Ya... ada pemutaran lagu nasyid. Itu karena ba’da ashar di maskam ada kajian rutin kitab fiqih, dan sebelum acara dimulai biasanya takmir akan memutarkan lagu-lagu nasyid. Sambil terbaring santai di pojok barat lantai 2 maskam, yang memang dikhususkan untuk jamaah akhwat, aku menanti lagu kedua-hehehe.... entah kenapa lagu yang diputar hanya itu-itu saja dan dengan urutan yang selalu tetap-  ya...lagu kdua, dengan alunan musik yang begitu lembut, merdu dan sangat enak didengar, ditambah liriknya yang begitu menyentuh. Membuat siapa yang mendengar bisa meneteskan air mata. Dan lagu yang ku nantipun berdendang,,,,
dimalam penuh bintang
di atas sajadah yang kubentang
sedu sedan sendiri
mengaduh pada Yang Maha Kuasa
betapa naif diriku ini hidup tanpa ingat pada-Mu
urat nadi pun tahu aku hampa...

di malam penuh bintang
di bawah sinar bulan purnama
kupasrahkan semua
keluh kesah yang aku rasa
sesak dadaku
menangis pilu
saat ku urai dosa-dosaku..
dihadapan-MU ku tiada artinya............

doa kalbu tak bisa aku bendung
deras bak hujan di gurun sahara
hatiku yang gersang........
terasa oleh tenteram...

hanya Engkau yang tahu siapa aku
tetapkanlah seperti malam ini
sucikan diriku selama-lamanya....
doa kalbu....
hmmmmmm... rasanya tentram sekali, di suasana masjid yang hening, menggema nada yang begitu merdu, dengan lirik yang begitu menyentuh hati..., rasanya ingin menangis, merasakan kuasa Allah, merasakan betapa hina diri ini di hadapan Dia yang Paling Mulia, betapa kotor nan berlumut dosa diri ini, tanpa ampunan dari-Nya. Dan betapa kecil diri ini dihadapan-Nya Yang Maha Agung.
Sejenak keluar dari rutinitas yang begitu menyesakkan, dan kembali mendekap di pelukan cinta-Nya dan di dalam istana cinta-Nya, membuatku begitu nyaman dan betah untuk berlama-lama disana..... ^___________^

Setidaknya inilah obat disaat luka yang menganga,
Rintik hujan ditengah terik yang menyengat,
Dan, hijau ditengah merah kering padang pasir,

Aku ingin mendekap Mu erat...
Hingga tak kuasa tangan memebekas merah,
Aku ingin mendekap Mu erat...
Agar tak terasa, hangat tubuh menggigil ini,
Aku ingin...dan ingin selalu mendekap,,
Tapi apa daya angin badai menerpaku
sedikit..sedikit dan semakin merenggangkan pelukan ini,,,
tapi aku selalu merindu dan mencari pelukan Mu,,
pelukan hangat Cinta-Mu Ya Rabb...
 ku tahu Kau tak pernah meleas pelukan Mu
tapi...
hanya aku Yang tak kuasa 
menehan angin yang menghantam


@Aku yang akan selalu mencari Dekap CINTA-Mu

2 komentar:

  1. suka^^

    tetap semangat ya... 'gadis-gadis yang tersengat semangat mentari', gadis-gadis yang berharap jadi mentari bagi orang lain suatu hari nanti[^^]
    kehidupan jadi sedikit aneh ketika kita ternyata juga menikmati malam dengan energi matahari.

    tetap semangat di jalan ini. tetap semangat di jalan ini... karena Dia melihat kita. ayo saling menjaga di jalan ini... saudariku..[>_<]

    BalasHapus
    Balasan
    1. yaap... smga kita sllu Istiqomah d Jalan Cinta-Nya,,, mngharap Ridho-Nya,, bukan karena siapa2, bukan untuk siapa-siapa,,, smua Lillah.. Fillah...

      lets Fastabiqulkhairat, ya Ukhti ;-)
      smoga Allah slalu mjga kita smwa...Amiin

      Hapus