Menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain,
begitu harapan yang selalu tertanam dalam benak. Sekecil apapun tindakan itu,
ketika itu bermanfaat untuk orang lain maka akan saya lakukan.
Terkadang ghirah untuk bisa bermanfaat begitu
kuat melingkupi hati dan jiwa ini, namun ketika ternyata raga ini tampak begitu
lemah, dan mulai tak berdaya. Sungguh raga ini ngin memberontak, namun hati ini
akan selalu melawan. “Kamu bisa, kamu kuat”
Ingin sekali teriak, melepas segala penat dalam
diri,
Ingin sekali mengeluh...
Ingin sekali menangis
Ingi sekali menyandarkan bahu ini pada seorang
teman, sambil berbagi kisah.
Namu sungguh, diri ini tak kuasa,
Diri ini tak layak untuk berkeluh kesah
Tak pantas lagi menunjukkan air mata di hadapan
orang lain yang nantinya hanya akan membuatnya cemas.
Sungguh serasa ingin berhenti di titik
penghujung.
Namun apa yang telah saya lakukan??? Belum
seberapa yang bisa saya berikan untuk perubahan.
Sudahlah,,, merenunglah sejenak, lalu
mendekaplah pada peluk-Nya. Bersandarlah pada-Nya dan menangislah pada-Nya.
Ceritakan segala penat dalam benakmu, ceritakanlah semua hingga tak tersisa
sebongkahpun kesesakan yang mengganjal dalam benakmu.
Dengan-Nya kau akan temukan kedamaian,
dengan-Nya kau akan merasakan tentramnya jiwa, dengan-Nya pundakmu yang terasa
berat, sedikit demi sedikit akan terasa begitu ringan, dengan-Nya tulang-tulang
yang tadinya terasa ingin melolos dari tubuh, sejenak akan menjadi tulang yang
begitu kokoh dan kuat menyokong tubuh ini.
Hanya dengan-Nya hidup menjadi indah.
لا
يكلف الله نفسا إلا وسعها لها ما كسبت وعليها ما اكتسبت
Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan)
yang diusahakannya dan dia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. .
. . (QS.Al-Baqarah(2): 286)
“Allah tidak akan memberikan beban diluar batas
kemampuan hamba-Nya.” Begitu janji Allah kepada kita.
Lalu apa yang kau ragukan dari dirumu??? Allah
sendiri telah menjamin bahwa diri ini akan mampu mengatasi setiap tantangan dan
permasalah yang kita hadapi.
Tapi kenapa sering kali kita tidak yakin dengan
kemampuan diri kita sendiri??? Mungkin salah satunya karena kita sering
mengambil keputusan berdasarkan atau dengan pola pikir pandangan manusia. Niat
kita dalam berbuat masih sering dipengaruhi atau karena manusia. Bagaimana pandangan
orang terhadap diri kita dan sebagainya, alhasil kita menilai diri kita pun
sesuai dengan pandangan orang lain. Kita menganggap diri kita tidak sehebat
orang itu.... tidak sekeren orang itu.... tidak secerdas orang itu... dsb,
alhasil kita memandang rendah diri kita sendiri, memandang rendah kemampuan
diri kita sendiri. Padahal dengan jelas Allah telah menegaskan bahwa kita mampu
menghadapi setiap beban yang Dia bebankan.
Tidak salah sebenarnya
kita memperhatikan penilaian orang lain terhadap kita, jika itu kita gunakan
sebagai salah satu jalan kita untuk memperbaiki diri, karena hakikatnya kita
tidak bisa dengan sendiri menilai diri kita sendiri. Namun akan
menjadi masalah jika penilaian orang itu membuat diri
kita meniatkan segala sesuatunya karena manusia, karena penilaian manusia.
Bukankan berbuat sesuatu karena manusia itu
adalah SYIRIK. Dan meninggalkan suatu perbuatan baik dengan sebab karena manusia
itu adalah RIYA’.
Astaqfirullahal ‘adzim...
Benar jika kita merasa lelah, capek, bosan dan
segala keluh-keluh lainnya jika niat kita manusia, sandaran dari perbuatan kita
manusia/ makhluk ciptaan-Nya...
Sikap lelah, capek dan segala pengeluhan itu
tidak akan muncul jika sandaran dan niat kita dalam berbuat adalah ALLAH.
Yaaa... satu-satunya yang pantas dan layak untuk dijadikan alasan dan tujuan
dalam bertindak.
Karena apa???
Karena ketika kita lelah, ketika raga ini telah
lemah dan napas ini telah terengah-engah, kita kan mengingat bahwa “tenang....
kelak Allah menyediakan tempat istirahat yang sangat nyaman untuk kita, insya
Allah kelak di SURGA-Nya”
Seketika, rasa lelah, raga yang lemah akan
terobati dengan mengingat-Nya.
Jika ada yang bertanya “Kapan kamu istirahat???”
dengan tegas dan penuh rasa harap, jawablah “Istirahatku di SURGA” Aamiin.
Kalau kamu merasa perjuangan ini begitu pahit,
maka semua itu akan terjawab, “Karena SURGA ITU MANIS”.
Yaa... tak layak kita mengeluh, tak layak kita
bersedih dan tak layak kita menyerah begitu saja, mengingat Allah tujuan kita,
Allah Telah memampukan kita, Allah menjanjikan Nikmat SURGA-Nya. Lalu alasan
apa lagi yang membuat kita tak bersemangat??? Nothing...
Kembalilah pada Allah... Hanya karena ALLAH...
Di Jalan ALLAH... maka semua akan menjadi nikmat. Semoga setiap tetes keringat
yang menetes tenilai sebagai pemberat amal kebaikan, semoga setiap langkah terhitung
sebagai langkah untuk kita meraih Ridho-Nya, semoga setiap desah napas
terhitung sebagai dzikir lembut yang akan sampai Pada-Nya. Aamiin yaa Rabbal ‘alamin.
0 komentar:
Posting Komentar