Tepat dihari jadi
yang ke 20 (Alhamdulillah Allah masih
memeberi saya kesempatan untuk bermuhasabah, memperbaiki diri dan untuk
menggoreskan jejak-jejak langkah dengan hati penuh harap akan Ridho-Mu....)
Hari ini, 14 April
2013, menurut penglihatan kasat mata, dan menurut pandangan awam, hari ini usia
saya genap 20 tahun. Duh sudah malu menyebutkannya, ternyata saya sudah
berkepala dua. Angka yang sudah cukup
berat disandang.
Usia yang cukup
matang. Usia yang harusnya diri ini sudah dewasa, karena angka terdepan dari
usiaku bukan angka 1 lagi, melainkan angka 2. Dewasa dalam sikap, dewasa dalam
berpikir, dewasa dalam segala hal. Malu,,, ternyata di usia ini, diri ini masih
sangat jauh dari dewasa, meskipun proses ke sana selalu dilakukan. Yaa... ada
hikmah dari moment ulang tahun ini, yaitu dapat menjadi warning tersendiri agar kita selalu ingat berapa lama kita telah
hidup, dan apa saja yang telah kita
lakukan dalam waktu selama itu. Meskipun jika kita lihat dari kata “Ulang Tahun” sendiri saya agak
tersenyum simpul, aneh??? Masa’ tahun kok bisa diulang?? Bukankan waktu itu tak
bisa diulang/ diputar kembali yaaa??? Yaa... yaa...yaa... ambil hikmahnya aja.
- berhusnudzan-
Dihitung-hitung
sudah 1/5 abad saya ada di dunia ini. Sudah 1/5 abad saya merasakan berjuta
nikmat yang Allah karuniakan, dari hirupan napas pertama kali hingga sampai
detik ini, subhanallahu tak terhitung betapa banyak nikmat-Nya.
Syukurku pada-Mu
yaa Rabb, atas nikmat yang begitu melimpah ruah untukku. Dan permohonan maafku
atas segala khilaf dan dosa yang tlah ku
perbuat. Yang terkadang masih mengeluh atas nikmat yang didapat, yang merasa
masih kurang dengan apa yang dimiliki, dan segala keluh-keluh lainnya yang itu
membuat-Mu murka kepadaku. Sungguh yaa Rabb diri ini lemah, diri ini rapuh,
diri ini linglung maka kuatkanlah, kokohkanlah dan tunjukilah selalu ke jalan
yang lurus, jalan lurus menuju keRidhoan-Mu.
Tangis penyesalanku
karena ternyata banyak hal mulia yang terlewatkan di hari ini. Sungguh,,, malu
mengingat usia telah genap 20 tahun, rasanya diri ini harus senantiasa
menginsyafi diri, senantiasa berintropeksi dan terus menambal sulam kain yang
telah rombeng ini.
Karena haikatnya
ini adalah pertambahan usia sekaligus pengurangan masa hidup saya di dunia ini,
maka tak pantas saya membicarakan segala hal yang neko-neko, tak lagi berbicara tentang kue ulang tahun, bingkisan
kado, balon, tiupan terompet, nyanyian lagu dari teman-teman dan kejutan penuh
keriuhan disertai jabat tangan, ucapan dan doa penuh kebaikan masa depan.
Dua puluh tahun
tinggal di dunia ini, apa yang telah saya lakukan untuk agama ini? Apa yang
telah saya lakukan untuk orangtua dan keluarga? Apa yang telah saya lakukan
untuk negeri ini? Apa yang telah saya lakukan untuk orang-orang di sekitar
saya, teman-teman serta sahabat-sahabat yang setia menyertai hari-hari penuh
tantangan ini? Dan yang terpenting dan paling utama, apa yang telah saya
lakukan untuk Allah??
Diri ini merasa
masih sangat-sangat kurang, tak ada yang dapat diingat tentang apa yang telah
saya lakukan untuk semuanya. Yang dapat terlintas dalam ingatan hanya saya
dengan segala kekurangan yang ada pada diri saya, yang membuat orang-orang di
sekitar saya kerepotan. Jadi bukannya membantu tapi justru memperberat. Sungguh
diri ini masih terus belajar dari kalian semua (orang-orang hebat di sekitar
saya yang tak bisa saya sebutkan satu persatu).
Usia 20 tahun, bukan berarti umur saya juga
sebanyak itu. Karena hakikatnya usia hanya menunjukkan lamanya saya hidup di
dunia ini, sedangkan umur itu menunjukkan lamanya kita bisa berkualitas, dalam
artian waktu yang digunakan untuk optimalisasi kebaikan/ penuh kemanfaatan bagi
sesama.
Saya masih ragu
dengan umur saya, wallahu’alam, diri
ini sungguh masih belajar.
Jadi jangan sombong
dengan usia yang telah banyak, atau sok ngaku-ngaku/ merasa udah paling
berwenang karena usianya jauh lebih banyak dari teman yang lain, karena bisa
jadi adik-adik kita yang usianya dibawah kita, namun umurnya jauh lebih banyak
dari umur kita. Dan bisa jadi pula, orang yang ditakdirkan usianya hanya sampai
berapa tahun, namun umurnya hingga sekarang masih terus bertambah karena
kebaikanya tetap terkenang dan masih menjadi keteladanan bagi banyak orang.
Sebagai contoh,
nabi kita yang mulia, Rasulullah SAW, beliau wafat di usia 63 tahun, namun
hingga detik ini, segala kebaikan serta perilakunya yang mulia masih begitu
jelas dalam gambaran umat Islam, serta menjadi
suritauladan terbaik dalam hidup, jadi tentunya umur beliau melebihi usia
beliau yang hanya sampai 63 tahun itu.
Tak heran jika
sejak kecil dulu, saat ulangtahun, kita selalu dinyanyikan lagu....
“Panjang umurnya.... panjang umurnya... panjang umurnya serta
mulia, serta mulia, serta mulia...”
Hehehe... doa
sederhana tapi cukup tepat, dari lirik lagu itu doa yang dipanjatkan adalah
agar panjang umurnya, bukan panjang usianya.
Umumnya kita
menganggap bahwa panjang umurnya itu berarti hidupnya di dunia ini lama, sampai
kakek-kakek atau nini-nini... padahal umur disini bermakna waktu yang
berkualitas dalam kebaikan dan kebermanfaatan.
Jadi, dengan penuh
kerendahan hati, diri ini memanjat doa, agar di usia 20 tahun ini semoga Allah
memberkahi umur saya. Sehingga usia saya ke depannya dipenuhi dengan hal-hal
yang penuh keberkahan untuk sesama. Tak banyak harapan, hanya satu pinta
jagalah keistiqomahan ini, agar dapat selelu berada di Jalan lurus-Mu. Aamiin
:-)
0 komentar:
Posting Komentar