Pages

Labels

Test Footer 2

Senin, 15 April 2013

Ketika USIA ≠ UMUR



Tepat dihari jadi yang ke 20 (Alhamdulillah Allah masih memeberi saya kesempatan untuk bermuhasabah, memperbaiki diri dan untuk menggoreskan jejak-jejak langkah dengan hati penuh harap akan Ridho-Mu....)

Hari ini, 14 April 2013, menurut penglihatan kasat mata, dan menurut pandangan awam, hari ini usia saya genap 20 tahun. Duh sudah malu menyebutkannya, ternyata saya sudah berkepala dua. Angka yang sudah cukup  berat disandang. 

Usia yang cukup matang. Usia yang harusnya diri ini sudah dewasa, karena angka terdepan dari usiaku bukan angka 1 lagi, melainkan angka 2. Dewasa dalam sikap, dewasa dalam berpikir, dewasa dalam segala hal. Malu,,, ternyata di usia ini, diri ini masih sangat jauh dari dewasa, meskipun proses ke sana selalu dilakukan. Yaa... ada hikmah dari moment ulang tahun ini, yaitu dapat menjadi warning tersendiri agar kita selalu ingat berapa lama kita telah hidup,  dan apa saja yang telah kita lakukan dalam waktu selama itu. Meskipun jika kita lihat dari kata “Ulang Tahun” sendiri saya agak tersenyum simpul, aneh??? Masa’ tahun kok bisa diulang?? Bukankan waktu itu tak bisa diulang/ diputar kembali yaaa??? Yaa... yaa...yaa... ambil hikmahnya aja. - berhusnudzan-

Dihitung-hitung sudah 1/5 abad saya ada di dunia ini. Sudah 1/5 abad saya merasakan berjuta nikmat yang Allah karuniakan, dari hirupan napas pertama kali hingga sampai detik ini, subhanallahu tak terhitung betapa banyak nikmat-Nya.

Syukurku pada-Mu yaa Rabb, atas nikmat yang begitu melimpah ruah untukku. Dan permohonan maafku atas segala khilaf dan dosa yang tlah  ku perbuat. Yang terkadang masih mengeluh atas nikmat yang didapat, yang merasa masih kurang dengan apa yang dimiliki, dan segala keluh-keluh lainnya yang itu membuat-Mu murka kepadaku. Sungguh yaa Rabb diri ini lemah, diri ini rapuh, diri ini linglung maka kuatkanlah, kokohkanlah dan tunjukilah selalu ke jalan yang lurus, jalan lurus menuju keRidhoan-Mu. 

Tangis penyesalanku karena ternyata banyak hal mulia yang terlewatkan di hari ini. Sungguh,,, malu mengingat usia telah genap 20 tahun, rasanya diri ini harus senantiasa menginsyafi diri, senantiasa berintropeksi dan terus menambal sulam kain yang telah rombeng ini.

Karena haikatnya ini adalah pertambahan usia sekaligus pengurangan masa hidup saya di dunia ini, maka tak pantas saya membicarakan segala hal yang neko-neko, tak lagi berbicara tentang kue ulang tahun, bingkisan kado, balon, tiupan terompet, nyanyian lagu dari teman-teman dan kejutan penuh keriuhan disertai jabat tangan, ucapan dan doa penuh kebaikan masa depan. 

Dua puluh tahun tinggal di dunia ini, apa yang telah saya lakukan untuk agama ini? Apa yang telah saya lakukan untuk orangtua dan keluarga? Apa yang telah saya lakukan untuk negeri ini? Apa yang telah saya lakukan untuk orang-orang di sekitar saya, teman-teman serta sahabat-sahabat yang setia menyertai hari-hari penuh tantangan ini? Dan yang terpenting dan paling utama, apa yang telah saya lakukan untuk Allah??

Diri ini merasa masih sangat-sangat kurang, tak ada yang dapat diingat tentang apa yang telah saya lakukan untuk semuanya. Yang dapat terlintas dalam ingatan hanya saya dengan segala kekurangan yang ada pada diri saya, yang membuat orang-orang di sekitar saya kerepotan. Jadi bukannya membantu tapi justru memperberat. Sungguh diri ini masih terus belajar dari kalian semua (orang-orang hebat di sekitar saya yang tak bisa saya sebutkan satu persatu).

 Usia 20 tahun, bukan berarti umur saya juga sebanyak itu. Karena hakikatnya usia hanya menunjukkan lamanya saya hidup di dunia ini, sedangkan umur itu menunjukkan lamanya kita bisa berkualitas, dalam artian waktu yang digunakan untuk optimalisasi kebaikan/ penuh kemanfaatan bagi sesama. 

Saya masih ragu dengan umur saya, wallahu’alam, diri ini sungguh masih belajar.
Jadi jangan sombong dengan usia yang telah banyak, atau sok ngaku-ngaku/ merasa udah paling berwenang karena usianya jauh lebih banyak dari teman yang lain, karena bisa jadi adik-adik kita yang usianya dibawah kita, namun umurnya jauh lebih banyak dari umur kita. Dan bisa jadi pula, orang yang ditakdirkan usianya hanya sampai berapa tahun, namun umurnya hingga sekarang masih terus bertambah karena kebaikanya tetap terkenang dan masih menjadi keteladanan bagi banyak orang.

Sebagai contoh, nabi kita yang mulia, Rasulullah SAW, beliau wafat di usia 63 tahun, namun hingga detik ini, segala kebaikan serta perilakunya yang mulia masih begitu jelas  dalam gambaran umat Islam, serta menjadi suritauladan terbaik dalam hidup, jadi tentunya umur beliau melebihi usia beliau yang hanya sampai 63 tahun itu.

Tak heran jika sejak kecil dulu, saat ulangtahun, kita selalu dinyanyikan lagu....
“Panjang umurnya.... panjang umurnya... panjang umurnya serta mulia, serta mulia, serta mulia...”

Hehehe... doa sederhana tapi cukup tepat, dari lirik lagu itu doa yang dipanjatkan adalah agar panjang umurnya, bukan panjang usianya. 

Umumnya kita menganggap bahwa panjang umurnya itu berarti hidupnya di dunia ini lama, sampai kakek-kakek atau nini-nini... padahal umur disini bermakna waktu yang berkualitas dalam kebaikan dan kebermanfaatan.
Jadi, dengan penuh kerendahan hati, diri ini memanjat doa, agar di usia 20 tahun ini semoga Allah memberkahi umur saya. Sehingga usia saya ke depannya dipenuhi dengan hal-hal yang penuh keberkahan untuk sesama. Tak banyak harapan, hanya satu pinta jagalah keistiqomahan ini, agar dapat selelu berada di Jalan lurus-Mu. Aamiin :-)

0 komentar:

Posting Komentar