Pages

Labels

Test Footer 2

Kamis, 06 September 2012

Skenario Terindah Allah part 3


KETIKA ISTANA IMPIAN HARUS HANCUR BERKEPING-KEPING

Menjelang hari H pengumuman, hati ini rasanya sudah sangat yakin... yaa... ada keyakinan kuat bahwa aku bisa diterima, mengingat nilaiku yang lumayan bagus –cielehhh sombongnya- padahal yang lebih bagus buanyakkkk gitu deh.... hehehe,

Aku sudah membayangkan impian-impian indah yang akan aku tapaki di  hari-hari selanjutnya setelah aku diyatakan diterima. Aku mau gini...mau gitu dan bla bla bla bla bla....

Sampai suatu malam, tepat tgl 17 Mei 2011, beberapa jam sebelum pengumuman seleksi masuk perguruan tinggi nasional jalur undangan dan beasiswa keluar. Sesudah sholat magrib, aku berencana ingin menuliskan nazar-nazar yang akan aku lakukan jika aku diyatakan diterima. Baru mau mengeluarkan bolpoin dan buku diaryku, tiba-tiba HP ku bunyi, ada pesan masuk. Ternyata pesan dari mb Nita (Fitranita Nur Arifah), dia bilang ada tayangan bagus di TV.... bergegas aku beralih ke depan TV memencet remote dan sebentar menonton tayangan “Jika Aku Menjadi” seperti kebiasaanku setiap melihat tayangan itu, saat itu aku meneteskan air mata untuk sesaat.

Lalu terdengar hpku berbunyi lagi, ada pesan masuk dari temanku Yunita “Eh.. pengumuman snmptn undangan udah bisa dilihat mulai malam ini jam 19.00 WIB”
Deg.... seketika jantungku berdebar kencang.

“Heh, yang bener, iya pow???” aku membalas pesannya, masih gk percaya.
“Iya... orang yang lain udah pada lihat dari tadi kok. Cepet buruan buka keburu lola –red. Loading Lambat-
“Iya tow??” balasku dengan rasa yang semakin cemas.
“Iya,... beneran. Tgl lahirmu berapa, trus PIN mu apa, biar aq bukain sekalian.”

Huaaaaaaaa, beneran udah keluar pengumumannya.... aku mulai heboh sendiri, aku berlari menghampiri ibuku, “Buk, pengumumannya udah keluar. Aku harus ke warnet.”
“Oh...udah keluar tow....”
“Doain yaa buk!!!” pintaku sambil terburu-buru menuntun motor keluar.
“Gak dimintapun tiap hari ibu doain ndhuk.... yaaa semoga diterima ya ndhuk...” ucap ibuku sambil tersenyum.

Cukup gugup aku saat itu, dan setelah mendapat tempat di warnet, aku langsung membuka situsnya. Memasukkan tanggal lahir dan PIN ku.... beberapa detik kemudian muncul pesan (aku sudah lupa, bagaimana kata-kata persisnya) kurang lebih begini...
“Maaf saudara “_nama lengkapku_” anda belum lolos jalur snmptn undangan. Silahkan mencoba seleksi selanjutnya .”

Deg..... serasa jantung berhenti berdetak, setelah beberapa saat sebelumnya berdetak sangat cepat. Hah??? Apa? Aku masih belum begitu percaya dengan apa yang baru saja aku baca, tapi mata ini rasanya sudah penuh, mengganjal sangat perih. Akupun mencoba mengulangi lagi dari awal. Dan pesan yang muncul tetap sama... lagi lagi aku belum percaya, aku mengulanginya lagi sampai ke 3 kalinya, dan hasilnya tetap sama. Mulutku tak berhenti beristiqfar berulang kali....

Aku mulai menyerah, rasanya tubuh jadi melemas, dan enggan untuk beranjak dari bilik warnet. Gak bisa ngebayangin bagaimana harus mengatakan pada ibu di rumah. Aku hanya memandangi layar komputer yang ada di depanku, dengan pelan aku mencoba membuka FB, tampak banyak temen-temen yang juga sedang Online, hmmmm pasti sama mereka juga sedang melihat kepastian nasib mereka... aku lihat status mereka, ada yang menyatakan kegembiraan dan ada juga yang menyatakan kesedihannya....

Hah..... aku galau di dalam bilik warnet, sendirian. Ku beranikan diri untuk mengirim sms ke kakakku yang ada di rumah,  “bilang ke ibuk, Aku gak diterima,”

Berulang kali aku mencoba mengirim, tapi gagal terus. Ternyata di dalam bilik hpku gak ada sinyal sama sekali. Haduhhhh gimana nih, pokoknya aku gak mau pulang sebelum smsku bisa terkirim.... begitu pikirku saat itu. Kirim...kirim...dan terus mengirim... tapi gagal dan gagal selalu. Sampai akhirnya sekitar pukul 9 malam, baru sms bisa terkirim. Dari jam 19.00-21.00 aku hanya berdiam diri dalam bilik warnet, merenungi kenyataan yang ada.

Sampai di rumah, dengan tubuh yang masih terasa lemas. Belum sempat aku membuka pintu, ibuku sudah menyambutku dan membukakan pintu untukku,
      
      “Gimana ndhuk, beneran gak diterima?”

Aku tak bisa berucap, hanya memberi isyarat lewat gelengan kepala.
            “Yaa udah gak papa, besok ikut seleksi yang selanjutnya aja...” ucap ibukku dengan tenang.

Aku tak sempat berucap apa-apa dan langsung masuk ke kamar. Langsung berbaring dan tanpa sadar air mata meleleh, sampai terdengar sesenggukkan. Ibukupun menghampiriku ke kamar.

            “Sudah tow ndhuk, gak papa gak diterima, gak usah susah... besok ikut seleksi selanjutnya. Udah jangan sakit,... ibuk ikut sakit kalau kamu sakit. Kamu tuh anak ibu yang paling ibu sayangi, sekeluarga semuanya mengalah Cuma buat kamu. Jangan susah begitu...”

Tangisku semakin menjadi mendengar perkataan ibuku tadi. Rasanya aku semakin bersalah karena tidak bisa membuat mereka bahagia... aku semakin terharu dengan kasih sayang yang diberikan ibu untukku..... maaf buk, aku belum bisa membuatmu bangga...L

Malam itu, aku cemas dan binggung. Setelah kepastian tidak diterima itu, aku mulai binggung harus mendaftar dengan jalur ujian apa IPA atau IPC. Gak bisa tidur juga, aku memutuskan untuk sholat istiqarah, berharap setelah itu akan mendapat kemantapan dan petunjuk lewat mimpi. Larut baru aku bisa tertidur dan pukul 02.00 tepat alrm hp ku berbunyi tanda aku harus bangun untuk tahajud, dan tepat pk 02.30 mb Nita mengirimi pesan berupa kata-kata,

            “ALLAH, asma terbagus, tulisan terindah, ungkapan yang paling jujur dan kata yang paling berharga. Semoga kau semakin cinta Allah dan Allah semakin mencintaimu, saudariku;-)”

Ku balas, “Amiin”

Mb nita membalasnya, “ Gimana dek hari ini udah pengumuman kan ya???”
Pertanyaan itu kembali mengingatkanku dengan kenyataan pahit yang coba aku lupakan,
  
          “Aku sama Anik belum diterima mb, gak tahu kalau yang lain gimana. Makanya ni masih binggung, tdi malem udah istiqarah tapi masih tetap binggung L
            “gak papa, berarti Allah memberi kesempatan untuk berusaha lagi, ayoo smangattttt”

Yaaa... benar juga, sepertinya kemarin aku belum berusaha. Aku hanya mengandalkan hasil nilai raportku saja, rasanya aku masih harus terus berjuang dan berusaha, jangan menyerah sebelum bertanding begitu pikirku. Akhirnya aku mulai bisa sedikit menata hatiku yang awalnya hancur berkeping-keping.

Pagi aku bergegas ke sekolah untuk mendaftar snmptn tulis. Aku memantapkan diri memilih jalur IPC. Disana aku kembali bertemu dengan teman-temanku lagi, ada yang berwajah ceria bahagia dan ada pula yang berwajah dengan mata membesar tanda baru aja menangis.

Setelah mendaftar, aku berkumpul dengan teman-temanku dan bercerita ini itu. Saat itu aku kembali tak bisa membendung air mataku,
            “Udah Na, sekarang kita harus bangkit lagi. Tinggal beberapa hari lagi Tesnya, kita belajar kelompok aja, nanti IPS nya belajar sama aku” usul Anik memberiku saran.


MEMUPUK SEMANGAT BARU

Pulang sekolah itu, aku berniat mampir sebentar ke rumah Anik untuk meminjam buku panduan latihan soal snmptn untuk aku foto copy. Karena belum pernah ke rumahnya, aku hanya mengikuti Anik yang naik motor dan aku naik sepeda. Aku memintanya untuk jalan duluan dan aku minta ditunggu di pinggir jalan deket rumahnya saja, daripada harus pelan-pelan.

Tak disangka, aku merasakan hal aneh, saat berhenti di bangjo. Tampak ada bapak-bapak yang naik motor melihat ke arahku. Saat lampu sudah hijau, agu bergegas jalan, tapi bapak tadi mengikutiku dan memberhentikanku di pinggir jalan,
            “Dek, anak SMA kelas 3 yaa??”
            “Iya...pak...”
Awalnya aku berpikir, apa ini orang dari bimbel yaa.... kok tanya-tanya kelas... saat aku berhenti, bapak itu bertanya lagi,
            “SMA mana dek??”
            “SMA 1 K_________ pak” jawabku belum merasa curiga.
            “Dek, lain kali jangan lewat jalanan sini dengan pakai seragam di jam-jam segini,”
            “Oh iya pak, tadi pulang pagi soalnya Cuma mendaftar ujian saja, gak ada
 pelajaran”
saat itu, aku mulai berpikir,  Oh itu mungkin bapak dari kepolisian, yang biasanya tugas tapi gak pake seragam, istilahnya Intel gitu deh, yang biasanya jadi mata-mata.
“Di sekolah ada peredaran gambar-gambar porno gitu gak??”
“Gak ada pak....” ucapku dengan tegas.
“Lha kamu sendiri, di hp ada gambar atau video-video porno gak???’
“Astaqfirullah, yaa gak ada pak... buat apa saya nyimpen kaya gituan...”
“Coba lihat Hpnya...”

Dengan segera, karena saya merasa tidak seperti yang dituduhkan bapak itu, saya keluarkan hp yang ada di kantong. Saya mulai membuka hp dan ingin saya tunjukkan bahwa di dalamnya gak ada hal-hal aneh. Beruntungnya belum sempat aku mengulurkan hp, Anik yang ternyata tadi berhenti di tempat fotocopyan, melihatku dan berhenti menyapaku...
            “Kenapa Na???” (masih inget banget ekspresi Anik, tampak wajahnya tegas dan tak menampakkan senyum diwajahnya)
            “Gak papa...” jawabku sambil masih sibuk mengotak atik HP ku.
Seketika setelah Anik, berhenti dan menungguku, Ekspresi bapak itu langsung berubah,
            “Ya sudah... besok lagi hati-hati yaa...” ucapnya singkat dan kemudian langsung pergi meninggalkanku.
Saat sudah berlalu pergi, Anik kembali bertanya,
            “Siapa e Na??”
            “Gak tahu, sepertinya dari Intel gitu....”
            “Hei Na.... kamu tuh hati-hati, jangan mudah percaya gitu aja sama orang asing...”
            “Lho kenapa??” masih dengan kepolosanku, karena merasa gak ada yang aneh.
            “Kalau diapa-apain gimana?? Kamu tuh sembrono....” Anik menasehatiku.

Heemmmm.... astaqfirullah, baru beberpa waktu kemudian, aku berpikir.... hah, bodoh banget aku, kenapa juga aku tadi mau nyerahin hpku segala, padahal bapak itu juga gak ngenalin diri siapa dia, dari mana asalnya, main tanya ini itu..... hadehhhh, aku tersadar, bukannya suudzan tapi sepertinya bapak itu mengincar Hpku, buktinya setelah ada Anik yang naik motor ada di sebelahku, dia langsung pergi. Seandainya gak ada Anik, mungkin Hpku sudah dibawa lari kali yeee.... Astaqfirullah....

Itu sentilan kecil, disaat hatiku masih sedikit galau atas kenyataan gagal lolos snmptn undangan. Beruntungnya Allah masih menyayangiku... Alhamdulillah, trima kasih ya Allah... dan terima kasih yaaa Ukhti Anik... :-)

0 komentar:

Posting Komentar