Se-IKHLAS
POHON KELAPA
Ikhlas itu
bisa diibaratkan, seperti ketika kita buang air ke belakang. Ketika sudah
dilakukan, ya sudah kita tak mengingat-ingatnya lagi, tak menyebut-nyebutnya
lagi. Eittttt kok jelek banget sih perumpamaannya, IKHLAS yang begitu mulia
masak dibandingkan dengan buang air ke belakang..... hohoho. Lebih baik kita
belajar IKHLAS dari POHON KELAPA. Kenapa pohon kelapa??? Yuk kita perhatiin
bersama...
Kalau pohon
mangga, anggur, jambu.. itu enak, ketika memetik buahnya dengan penuh kehati-hatian,
ditangkap dengan hati-hati kemudian dicuci, dilap dan seterusnya... coba lihat
bagaimana dengan pohon kelapa, ketika berbuah dan buahnya dipetik, memetiknya
dibacok dengan parang, boro-boro ditangkap, kelapa itu justru dibiarin jatuh
dan terlempar begitu saja. Setelah itu, hanya di seret-seret ketika membawanya.
Ketika mau menggunakan, kelapa itu dislumbat, digepuk, dicukil, diparut,
diperes (dikupas kulitnya, dibelah, dilepas dari tempurungnya, diparut,
diperas) sampai akhirnya diambil santannya. Saat dimasak, Kalau ada yang tanya
“ibu masak apa??” pasti jawabnya: sayur lodeh/ sayur gudeg/ yg lain........ itu
kelapa tidak disebut sama sekali !!!!!! gak pernah kan denger orang bilang
“sayur kelapa”. Yaaa begitulah, meskipun
pada akhirnya tak pernah disebut tapi ia ikhlas. Yaaappppp seperti itulah
IKHLAS.......
Hahahahahahaha super sekaliiiiiiii :D
#Saat mendengar
cerita itu, tanpa sadar butiran-butiran lembut dimataku mulai berjatuhan....
sambil tersenyum aku berkata, Subhanallah..... bener banget :-)
Itu tadi adalah
sepenggal cerita dari materi yang disampaikan dalam Kuliah Umum beberapa hari
yang lalu. Pelajaran yang begitu membekas dan kena dalam hati, lewat sebuah
perumpamaan yang begitu cocok, dan apik.
Kuliah umum
alias Stadium General, yup... itu adalah hal yang sangat menarik bagiku. Agenda
rutin tiap satu semester sekali itu, kalau boleh ditawar lagi aku meminta lebih
dari sekali. Kenapa?? Iyaaaaa aku seneng banget dengan kuliah umum, karena
pembicara yang dihadirkan pasti keren-keren. Dan setiap pulang dari forum,
dijamin semangat, optimisme dan hati kita begitu full, penuh dengan hal-hal
yang positif-positif. Nyesel deh pokoknya, kalau sampai ketinggalan ikut kuliah
umum.
Untuk awal
semester 3 ini, kuliah umumnya sedikit berbeda, yang biasanya di selenggarakan
hanya di ruang pertemuan fakultas tapi kali ini di selenggarakan di gedung
convention hall. Beserta ribuan mahasiswa jurusan PAI dari semua tingkat
semester, aku hadir dengan kesiapan penuh untuk mendapat pelajaran-pelajaran
berharga.
Rabu, 19
September 2012 pukul 08.00 acara sudah dimulai, dibuka dengan pembacaan ayat
suci Al-Qur’an. Dilanjut dengan sambutan dari kepala jurusan PAI, bpk Suwadi
M.Ag, M.Pd. dan langsung diteruskan inti oleh bapak Dr.H Khoirudin Basori, M.Si.
Tema kuliah umum kali ini adalah “Implementasi
Pendidikan Karakter dalam Kehidupan Kampus”
Seperti kita
ketui bersama realita yang ada dalam kehidupan kita, banyak kita jumpai betapa
banyak orang yang pintar akal tapi ia lupa untuk mencerdaskan hatinya, betapa
banyak orang kaya harta tapi miskin hatinya. Yang dikejar hanyalah dunia,
hingga segala cara dihalalkan, tak peduli salah, berdosa atau merugikan orang
lain, yng terpenting keinginan dan kebutuhannya terpenuhi, ASTAQFIRULLAH.
Betapa mirisnya hati kita melihat kenyataan seperti itu... tapi terkadang kita
bisa begitu marah melihat perbuatan orang yang seperti itu, tapi tanpa disadari
terkadang kita sendiri melakukannya juga, meskipun itu hanya dalam cakupan
kecil. Bukankah yang besar itu awalnya juga dari yang kecil ya???
Hem...hem..hem... makanyakita wajib harus selalu instopeksi diri dan tak hanya
bisanya kritik-kritik dan kritik tanpa ada aksi nyata dan contoh langsung.
KARAKTER....yup,
karakter itu pada dasarnya yang penting. Bagaimana perbuatan yang kita lakukan
itu lahir berkat buah dari karakter pada diri kita. Dan karakter pada diri
seseorang itu tidak dengan begitu saja terbentuknya. KARAKTER yang baik itu
perlu proses yang tekun, teratur dan baik. Dan pemerintah Indonesia mungkin akhir-akhir
ini sudah menyadari akan pentingnya Pendidikan Karakter, makanya begitu banyak
isu-isu dan program-progam digalakkan demi terbentuknya karakter
manusia-manusia yang unggul.
BELAJAR DARI KOREA-JEPANG
Korea sama dengan Indonesia, merdeka
pada tahun 1945. Saat itu sama-sama negara berkembang. Kini lihatlah
perbandingannya. Disaat mereka –Korea-
sudah maju dengan segala aspek kehidupannya, kita masih bertahan dalam kondisi
yang tak berubah signifikan. Tahukah dibalik kejayaan dan kemajuan korea itu,
ada siasat, ada strategi yang memang sudah direncanakan sedemikian rupanya.
Yaaa.... hanya dari hal kecil saja. Dari makanan, dengan sengaja mereka
dibudidayakan untuk memakan makanan sehat, segar dan bergizi. Kimchi, makanan
yang terbuat dari sayuran segar yang difermentasi dan sop gingseng... yaa
makanan menyehatkan itu sudah menjadi makanan sehari-hari orang korea. Dan hal
sekecil itu, hanya dari makanannya saja, tapi sungguh sangat dikawal dan dipantau
benar secara ulet dan konsisten bisa berdampak dan berpengaruh luar biasa bagi
kemajuan bangsa. Lihat saja masyarakatnya kini menjadi masyarakat yang
kuat-kuat, sehat-sehat, punya daya kreatifitas yang tinggi. Dan benar saja,
saat ini Korea begitu menjadi pusat perhatian berbagai negara. Bahkan di
Indonesia pun kini sangat menggandrungi segala hal terkait korea, mulai dari
musiknya, dramanya, filmnya dan para artisnya bahkan gaya joget sekalipun....
duh...duh..duh hebat bener Korea menarik perhatian dunia.
Yang patut
dicontoh untuk bangsa kita adalah mulailah dari hal kecil dan fokus, karena
pada kenyataannya menentukan banyak program-progam bagus tapi gak ada yang
fokus dan berjalan tuntas, alhasil hasilnya pun hanya setengah-setengah tak
pernah tuntas.
Beliau- Bpk.Dr. H Khoirudin Basori, M.Si- yang mengaku pernah tinggal di Jepang juga
menceritakan pengalamannya bergaul dengan masyarakat Jepang. Beliau sangat
takjub dengan pribadi orang Jepang yang sangat menjunjung tinggi Tanggung
jawab, dan Kedisiplinan.
Beliau
pernah janjian dengan orang Jepang, yang mana orang tersebut akan menjemputnya
di hotel tempatnya menginap. Janjian pukul 7 pagi, orang Jepang itu sudah
datang kurang dari pk 7, padahal kendaraan umum jam segitu belum beroperasi,
tapi demi menepati janji, ia rela jalan kaki dari tempat tinggalnya ke hotel.
Salutttttt, tak kasi jempol deh buat orang Jepang.... dan satu lagi, orang
Jepang sangat menghargai/ menjunjung tinggi hukum, sangat taat sekali dengan
hukum. Di sana hal sepele, seperti membuang sampah di sungai aja dikenakan
denda. Bahkan saking patuh dengan hukum, jika seseorang ingin bunuh diri dengan
menceburkan diri ke sungai, biasanya ia menyiapkan uang denda yang sengaja di
bawa, di masukkan saku, sehingga ketika ditemukan oleh polisi, keluarganya tak
menanggung beban dengan membayar denda, karena semua sudah dibayarnya sebelum
bunuh diri dilakukan. Hebattttttt benerrrrr, mau mati aja masih sempet mikirin
denda.... , patut dicontoh ketaatan hukumnya -ets.. tapi jangan ditiru loh bunuh dirinya..-
Wahhh...
sebenarnya masih banyak lagi pelajaran-pelajaran berharga yang ku dapat dari
kuliah umum itu, tapi cukup sekian dulu, mungkin pelajaran yang lainnya akan
kita bahas dengan judul berbeda...... ceee uuuuuu :D
0 komentar:
Posting Komentar