GALAU
MENENTUKAN PILIHAN
Mengenang 1 tahun
perjalanan menjadi seorang Mahasiswa.
Teringat bagaimana
lika-liku, gejolak debar-debar hati dalam memilih pilihan, menetapkan pilihan
dan saat-saat menunggu kepastian. hadehhhh sungguh saat-saat yang sangat berkesan
dan tak terlupakan juga tak terulang kedua kalinya.
Masa memilih
pilihan adalah masa terlabil bagiku. Gimana enggak?? Mungkin tak terhitung
berapa kali aku mengubah keinginanku, dari ingin melanjutkan ke bidang
kesehatan, ke perguruan tinggi yang ada pondoknya, ke bidang pendidikan sampai
keinginan paling rendah, (gak mau melanjutkan ke mana-mana).... deuh, bayangkan
betapa galaunya hati saat itu.
Di saat seperti itu
orang yang paling ikut merasakan kebinggunganku, tak lain tak bukan adalah
ibuku. Ya iyalah gimana gak ikut binggung, setiap kali pulang sekolah aku
selalu mengutarakan keinginanku ini itu, pengen melanjutkan ke sini dengan
segala alasan-alasannya, bla bla bla......
Hari pertama pulang
sekolah membawa kabar bahagia, “ Buk, tadi ada pengumuman jalur beasiswanya
udah di buka, persyaratannya gini gitu... aku mau ikut jalur beasiswa yaa
buk...” betapa senangnya saat itu, karena keinginan paling menggebu saat itu
adalah aku bisa masuk melalui jalur beasiswa, sehingga aku bisa sedikit mengurangi
beban kedua orangtua, sedikit membuat mereka tersenyum bahagia.
Hari hari
selanjutnya, pulang dengan hati yang lumayan berputus asa, dan air mata yang
tak bisa ditahan lagi..... “Buk, aku gak mau ikut jalur beasiswa.... masak
syaratnya prestasinya stabil, aku kan gak stabil, ada turunya... Aku gak bisa
ikut buk!!!!!”
“udah, besok coba
ditanyain dulu aja ke gurunya benarnya gimana. Tanya beneran bisa ikut atau
tidak gitu??? Kalau memang gak bisa yaa sudah gak papa, kan masih ada jalur
yang lain....” ibuku yang masih mencoba menenangkan.
Aku tak punya
banyak nyali untuk menanyakan hal tersebut ke guru BK, lebih tepatnya aku belum
siap menerima jawaban, kalau seandainya aku benar-benar gak bisa ikut jalur
beasiswa itu. Disaat teman-teman telah sibuk mengumpulkan persyaratan masuk
perguruan tinggi lewat jalur beasiswa dan undangan, aku masih bimbang dengan
langkah-langkah selanjutnya, masih belum tau kepastiannya....
Sampai akhirnya,
saat hati begitu sesaknya. Pulang sekolah aku langsung meluncurkan keinginan yang
begitu mengejutkan, “Buk, aku gak mau melanjutkan kuliah. pokoknya gak mau
lanjut....!!!”
“Loh... kenapa??”
“yaa...pokoknya gak
mau lanjut...”
“Terus besok
setelah lulus mau ngapain, saudara-saudaramu aja semuanya kuliah kok... mau
nyari rumput di sawah gitu???” ibuku meledek
Saat itu, bagi
ibuku mungkin keputusanku itu adalah keputusan yang paling gak diharapkan
olehnya. Beliau membebaskanku untuk menentukan apapun jalur yang aku pilih,
tapi bukan berarti mengizinkanku untuk tidak lanjut kuliah.
Beberapa hari berlalu,
pulang-pulang, aku bilang yakin dan mantap ingin ke kesehatan. Besoknya aku
bilang, aku mau ke kesehatan yang disana ada pondok pesantrennya. Lusanya lagi,
aku bilang ini kampusnya, ada di sana, biayanya segini, terus kegiatannya
gini-gitu, ntar kalau aku mau pulang paling satu semester sekali, naik bus.....
bla bla bla. (Hemmmm udah mantep banget kan tu...) saat itu ibuku mulai senang
karena semangatku untuk melanjutkan kuliah sudah tumbuh kembali.
Suatu hari angin
segar datang, saat guru BK masuk ke kelas untuk memastikan data siswa yang ikut
jalur undangan dan beasiswa.
“Mbak mau ikut
jalur beasiswa kan?? Kok belum ngumpulin syarat. Besok dikumpulin yaa”
“Hah..... berarti
aku bisa ikut ya...”
Huaaaaaaaaaaa
betapa senanngnya mendengar kabar itu, hatiku berbunga-bunga dan bersemi
kembali.
“Ibu..... aku gak
jadi ke kesehatan, aku mau ikut jalur beasiswa!!!”
“Yaaa, tu kan
bisa... makanya ibu bilang coba tanya dulu ke guru, benarkan...”
Bukti
tanda peserta snmptn undangan pun sudah di tangan, lengkap dengan 6 jurusan
yang aku pilih... cukup membuatku lega saat itu
Setelah kepastian
ikut jalur beasiswa sudah datang, berganti kegalauan datang dalam menentukan
pilihan jurusan. Sempat binggung harus memilih jurusan apa, tapi yang jelas kemantapanku
condong ke pendidikan. Dan cerobohnya saat itu aku dengan mudah menetapkan 6
jurusan langsung tanpa istiqarah terlebih dahulu..... yaaa sudah mantap begitu
pikirku. Yaaa.... selanjutnya hanya tinggal menanti hasilnya... hehehe
saat-saat mendebarkan. ;D
0 komentar:
Posting Komentar