Pages

Labels

Test Footer 2

Senin, 27 Agustus 2012

Skenario Terindah Allah part 1


GALAU MENENTUKAN PILIHAN

Mengenang 1 tahun perjalanan menjadi seorang Mahasiswa.

Teringat bagaimana lika-liku, gejolak debar-debar hati dalam memilih pilihan, menetapkan pilihan dan saat-saat menunggu kepastian. hadehhhh sungguh saat-saat yang sangat berkesan dan tak terlupakan juga tak terulang kedua kalinya.

Masa memilih pilihan adalah masa terlabil bagiku. Gimana enggak?? Mungkin tak terhitung berapa kali aku mengubah keinginanku, dari ingin melanjutkan ke bidang kesehatan, ke perguruan tinggi yang ada pondoknya, ke bidang pendidikan sampai keinginan paling rendah, (gak mau melanjutkan ke mana-mana).... deuh, bayangkan betapa galaunya hati saat itu.

Di saat seperti itu orang yang paling ikut merasakan kebinggunganku, tak lain tak bukan adalah ibuku. Ya iyalah gimana gak ikut binggung, setiap kali pulang sekolah aku selalu mengutarakan keinginanku ini itu, pengen melanjutkan ke sini dengan segala alasan-alasannya, bla bla bla......

Hari pertama pulang sekolah membawa kabar bahagia, “ Buk, tadi ada pengumuman jalur beasiswanya udah di buka, persyaratannya gini gitu... aku mau ikut jalur beasiswa yaa buk...” betapa senangnya saat itu, karena keinginan paling menggebu saat itu adalah aku bisa masuk melalui jalur beasiswa, sehingga aku bisa sedikit mengurangi beban kedua orangtua, sedikit membuat mereka tersenyum bahagia.

Hari hari selanjutnya, pulang dengan hati yang lumayan berputus asa, dan air mata yang tak bisa ditahan lagi..... “Buk, aku gak mau ikut jalur beasiswa.... masak syaratnya prestasinya stabil, aku kan gak stabil, ada turunya... Aku gak bisa ikut buk!!!!!”
“udah, besok coba ditanyain dulu aja ke gurunya benarnya gimana. Tanya beneran bisa ikut atau tidak gitu??? Kalau memang gak bisa yaa sudah gak papa, kan masih ada jalur yang lain....” ibuku yang masih mencoba menenangkan.

Aku tak punya banyak nyali untuk menanyakan hal tersebut ke guru BK, lebih tepatnya aku belum siap menerima jawaban, kalau seandainya aku benar-benar gak bisa ikut jalur beasiswa itu. Disaat teman-teman telah sibuk mengumpulkan persyaratan masuk perguruan tinggi lewat jalur beasiswa dan undangan, aku masih bimbang dengan langkah-langkah selanjutnya, masih belum tau kepastiannya....

Sampai akhirnya, saat hati begitu sesaknya. Pulang sekolah aku langsung meluncurkan keinginan yang begitu mengejutkan, “Buk, aku gak mau melanjutkan kuliah. pokoknya gak mau lanjut....!!!”
“Loh... kenapa??”
“yaa...pokoknya gak mau lanjut...”
“Terus besok setelah lulus mau ngapain, saudara-saudaramu aja semuanya kuliah kok... mau nyari rumput di sawah gitu???” ibuku meledek

Saat itu, bagi ibuku mungkin keputusanku itu adalah keputusan yang paling gak diharapkan olehnya. Beliau membebaskanku untuk menentukan apapun jalur yang aku pilih, tapi bukan berarti mengizinkanku untuk tidak lanjut kuliah.

Beberapa hari berlalu, pulang-pulang, aku bilang yakin dan mantap ingin ke kesehatan. Besoknya aku bilang, aku mau ke kesehatan yang disana ada pondok pesantrennya. Lusanya lagi, aku bilang ini kampusnya, ada di sana, biayanya segini, terus kegiatannya gini-gitu, ntar kalau aku mau pulang paling satu semester sekali, naik bus..... bla bla bla. (Hemmmm udah mantep banget kan tu...) saat itu ibuku mulai senang karena semangatku untuk melanjutkan kuliah sudah tumbuh kembali.

Suatu hari angin segar datang, saat guru BK masuk ke kelas untuk memastikan data siswa yang ikut jalur undangan dan beasiswa.
“Mbak mau ikut jalur beasiswa kan?? Kok belum ngumpulin syarat. Besok dikumpulin yaa”
“Hah..... berarti aku bisa ikut ya...”
Huaaaaaaaaaaa betapa senanngnya mendengar kabar itu, hatiku berbunga-bunga dan bersemi kembali.
“Ibu..... aku gak jadi ke kesehatan, aku mau ikut jalur beasiswa!!!”
“Yaaa, tu kan bisa... makanya ibu bilang coba tanya dulu ke guru, benarkan...”


Bukti tanda peserta snmptn undangan pun sudah di tangan, lengkap dengan 6 jurusan yang aku pilih... cukup membuatku lega saat itu


Setelah kepastian ikut jalur beasiswa sudah datang, berganti kegalauan datang dalam menentukan pilihan jurusan. Sempat binggung harus memilih jurusan apa, tapi yang jelas kemantapanku condong ke pendidikan. Dan cerobohnya saat itu aku dengan mudah menetapkan 6 jurusan langsung tanpa istiqarah terlebih dahulu..... yaaa sudah mantap begitu pikirku. Yaaa.... selanjutnya hanya tinggal menanti hasilnya... hehehe saat-saat mendebarkan. ;D

0 komentar:

Posting Komentar