AYAH THE
INSPIRING AND GOOD MOTIVATOR
SUBHANALLAH...
begitu kesan pertama saat mendengar kisah dari Ustad Jamal- afwan kalau tidak salah, karena saya sedikit
lupa nama beliau- saat menjadi salah
satu narasumber di acara Chatting dengan YM, jum’at 10 Agustus 2012. Sangat
mengharukan dan super inspiratif.... KERENnnnnnnnn beut deh hehehe...;D
Ustad Jamal ini,
beliau sangat menyayangi dan mengidolakan orangtuanya..
Dulu beliau hidup
di tengah keluarga yang bisa dikatakan sangat sederhana. Hidupnya cukup susah,
dan penuh lika-liku. Berkat dorongan dan didikan dari kedua orangtuanya yang
sungguh sangat bijaksana, sampai akhirnya ia menjadi orang yang sukses dan
dapat membahagiakan kedua orangtuanya.
Dan salah satu
kebahagiaan terbesarnya adalah saat ia bisa menaikkan Haji kedua orangtuanya.
Perjuangan keras ia lakukan demi mewujudkan keinginannya menaikkan haji
orangtuanya tersebut.
Pada awalnya ia
hanya ingin menikkan Haji sang Ayah terlebih dahulu, yang telah mengajarkannya banyak ilmu
kehidupan. Beberapa waktu terus berupaya mengumpulkan uang ongkos haji Ayahnya
itu, dan saat uang telah mencukupi, sang ayah dengan bijaksananya berkata,
“Lha kamu
sendiri sudah pergi Haji belum mal??
“Belum
Pak...”
“Ya sudah,
kamu saja belum naik haji kok, masak bapak suruh naik Haji. Bapak gak mau kalau
kamu belum naik haji...”
Akhirnya iapun naik
haji terlebih dahulu, menjalankan apa yang diminta oleh sang Ayah. Dan setelah
ia naik haji, ia kembali mengumpulkan uang untuk ongkos haji ayahnya, dan
lagi-lagi setelah uang terkumpul, ia kembali berbicara dengan sanga ayah, tapi
jawaban sang ayah kembali mengejutkan dirinya...
“Jamal,
bapak gak mau kalau berangkat haji sendirian. Bapak maunya sama Ibu
sekalian...”
Hehehe...
permintaan sang ayah itu, membuatnya harus mengumpulkan uang lagi untuk
mencukupi biaya haji ayah sekaligus ibunya. Dan akhirnya setelah beberapa waktu
lamanya menanti, waktu itupun tiba juga. Ayah dan ibunya telah menyempurnakan
rukun islam ke-5.
Tepat ketika ia menyambut kepulangan kedua orangtuanya dari
ibadah Haji. Dan tepat ketika sang ayah turun dari bus, beliau langsung
memeluknya erat,
“Jamallllll..... -dengan titik air
mata haru dan getaran kebahagiaan- bapak senang sekali nak, bapak sudah naik
haji. Bapak telah siap jika nyawa bapak dicabut saat ini juga. Bapak sudah siap
!!!!!!...” sambil memeluk erat.
Peristiwa itu. Haru
birunya saat itu begitu membekas dalam benak usd. Jamal dan menjadi kenangan
tak terlupakan. Ia ikut bahagia melihat kedua orangtuanya bahagia, karena
merekalah yang mengantarkannya hingga titik keberhasilannya saat itu.
Teringat masa-masa
sulitnya dahulu saat ia tidak punya apa-apa. Orangtunya lah yang mampu
membangkitkan keterpurukan dan keterputusasaannya. Dulu-ketika mereka masih dalam kondiri susah- suatu hari saat ia sedang
memancing...
Bapak
: Sedang mancing Mal?
Jamal
: Iya Pak....
Bapak
: bapak mau cerita, kamu mau mendengarkan cerita bapak, mal?
Jamal
: Iya mau pak.....
Bapak
: Kamu tahu bagaimana mutiara terbentuk??
Jamal
: tidak tahu pak...
Bapak
: dulu, kerang itu hanya bisa buka tutup... buka tutup... buka tutup...
pasirnya masuk. Kerangnya itu menangis.... “Maa.... sakit...sakit...ini
pasirnya masuk, sakit!!!” - “Tenaglah
nak, sakitmu itu akan hilang dengan air matamu” Dan akhirnya airmatanya pun
sedikit demi sedikit membungkus pasir-pasir itu dan sampai berubahlah menjadi
mutiara...
Oleh orang-orang
kerang-kerang itu dipisahkan. Kerang yang berlumut dan kerang yang berpasir.
Yang berlumut mungkin hanya akan terjual dengan harga 12ribuan dan yang
berpasir jauh berkali-kali lipat lebih tinggi harga jualnya.
Yaa... begitulah
hidup kita, mal. Hidup memang sebuah pilihan, kamu mau pilih yang mana. Jadi
kerang berlumut atau kerang berpasir. Mau jadi orang kaya atau selamanya jadi
orang miskin ??? kalau mau jadi orang kaya, maka kamu harus kuat menghadapi
segala rintangan dan cobaan....
Jamal : iya pak....
Ada lagi, suatu
ketika saat ia –Usd Jamal- sedang membantu ayahnya menanam jagung, sang Ayah
pun tak luput memberi ilmu kehidupan yang berharga,
Jamal :
Pak...pak!!! kenapa jagungnya ditutup tanah seperti itu, kan kasihan pak,
berat!!!!
Bapak : Mal, kalau
tidak ditutup nanti jagungnyab dimakan burung. Kalau ditutup tanah, meskipun
berat dia akan bisa tumbuh ke atas. Seperti
hidup kita, supaya bisa tumbuh kita harus ditempa dengan berbagai masalah.
Ketika sudah
tumbuh, ia perlu disiram dengan air. Seperti
kita, ketika telah tumbuh, kita perl ilmu-ilmu agar dapat terus berkembang
dengan baik.
Setelah tumbuh
dengan baik, maka tanamanya nanti perlu dipupuk, karena kita orang miskin, kita
tidak mampu membeli pupuk maka kita gunakan pupuk kandang yang bauuu..... bauu
mal, bau!!! Tapi itu membuatnya subur.... ketika
kita telah dapat berkembang dengan baik supaya lebih baik perlu
pengalaman-pengalaman yang meskipun itu tidak mengenakkan bagi kita namun itu
baik bagi kita.
Selanjutnya ketika
telah dapat tumbuh besar dan semakin tinggi, tanaman akan digerogoti diserang
berbagai serangga dan hama. Seperti
manusia, ketika telah tinggi semakin banyak cobaan yang menghadang.
Subhanallah....
betapa berharganya hidup ini, segalanya adalah pelajaran berharga. Dari manapun
dan dari siapapun kita dapat mengambil pelajaran.
Sungguh tak
seharusnya hidup kita hanya dipenuhi dengan mengelu...dan mengeluh, karena
sungguh tak selayaknya kita mengelum dan berkeluh kesah dari rahmat Allah. Dan
untuk kedua orangtua yang tak luput dari pelajaran berharga bagi hidup kita,
sosok yang menginspirasi dan sekaligus motivator handal untuk kita,
Sungguh, airmata
haru mendesak ingin keluar saat saya menulis kisah ini. Alhamdulillah-segala
puji hanya bagi Allah- yang telah mengaruniakan kita orangtua-orangtua yang
begitu hebat dan superrrrrrr sekali :-)
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu
dustakan?” (QS.Ar-Rahmaan:13)
0 komentar:
Posting Komentar