Pages

Labels

Test Footer 2

Jumat, 24 Januari 2014

Melukis Wajah Masa Depan



Terhenyak miris melihat kondisi saat ini....

Anak-anak kecil dengan polosnya berpolah layaknya orang dewasa. Ya maklum saja, karena hal tersebut telah menjadi makanan sehari-hari bagi mereka. Setiap jam, bahkan setiap menit dipertontonkan di televisi. Alhasil hal tersebut telah membudaya di setiap kalangan, tak terkecuali anak-anak kecil yang tak tahu apa-apa tersebut.
Padahal sungguh, mereka masih sangatlah polos... lugu dan apa adanya.
Sekedar ingin berbagi kisah tentang adek-adek yang atas izin Allah membersamai hari-hari saya.  

Dengan tingkah ceria mereka, polah aktraktif mereka bahkan disaat belajar sekalipun, aksinya tak pernah bisa tenang, yaa...maklum saja, namanya juga anak-anak. Memang masanya bagi bereka untuk itu semua. Namun menjadi tidak wajar, ketika keceriaan itu tak lagi diekspresikan layaknya usia mereka.

“na...na..nanana... nanananaaa...” bersenandung sambil joged ala lagu oplosan(lagu yang sedang marak di televisi dan identik dengan goyangan yang menyertainya). Astaqfirullah.

“dek, gak boleh kaya gitu...gak baik. Nyanyinya lagu yang laen, anak kecil kok nyanyinya kaya gitu” spontan memberi komentar dengan nada pelan.

Apa reaksi mereka???

Cukup hanya diam.

Beberapa saat kemudian, ketika salah satu dari mereka kembali menyenandungkan lagu itu, salah satu anak berkomentar, “Hus, gak boleh nyanyi itu. Kata mbak gak baik, orang anak kecil kok nyanyinya kaya gitu. Kita tuh harusnya nyanyi lagu ‘padamu negeri kami berjanji..... (menyenandungkan salah satu lagu nasional...)....”

Saya yang kebetulan sedang tak di sisi mereka, namun tetap bisa mendengarkan pembicaraannya. Subhanallah, saya hanya mengigatkan sekali tapi itu langsung benar-benar menancap di benak mereka bahkan mereka sudah mampu mengembangkan sendiri maksud dari nasihat saya.
------------------------***-------------------------

Di lain kesempatan lagi, ketika  saya mencoba memberikan tontonan video serial anak-anak muslim, 
Kemudian salah satu anak berkomentar
“ah... aku jadi pengen berhijab deh...”
“iya... aku besok kalo main ke luar rumah mau pake kerudung, kaya Mbk.....” sahut anak yang lain.
“Iya...aku juga,” tambah anak lainnya lagi.
Saya yang berada di sebelahnya hanya tersenyum sambil terhenyak dalam hati, “Subhanallah, anak-anak ini....”

------------------------***---------------------------
Cerita lain lagi, ketika di sela-sela belajar, saya mencoba mengajak mereka berbicara dari hati-ke hati, 

“Dek... usia kalian berapa?”
“Aku 8 tahun... aku 7 tahun....” teriak mereka serempak.
“berarti kalau usia kalian udah 7 tahun ke atas, artinya kalian sudah harus sholat.... udah pada sholat belum???”

“udah... tapi Cuma sholat magrib sama dzuhur, ashar... isya’ sama subuhnya kadang-kadang...” jawabnya polos, jujur apa adanya.

“yaa.. kalu anak usianya sudah 7 tahun itu harus sudah sholat. Sholatnya 5 waktu, subuh, dzuhur, ashar, magrib dan isya’. Semua harus dikerjakan, gak boleh Cuma salah satunya aja... tau gak, besok ketika di akherat, yang pertama kali ditanyakan adalah tentang sholatnya, ketika sholatnya sudah baik maka semua amalan juga akan dianggap baik... jadi sholatnya harus dijaga yaa...”

“Amiin... iya ya mbak... hey besok kalau ke sini kita bawa mukena yuk, jadi waktu sholat isya, kita istirahat dulu, terus  sholat berjamaah di sini... yaa?” reaksi sepontan mereka, sambil berunding.

Lagi...lagi saya hanya terhenyak, tersenyum melihat respon mereka. Dalam hati, “Subhanallahu.... sungguh anak-anak ini mudah sekali diarahkan, sungguh masih jernih pikirannya...”
---------------------------------***------------------------------

Dari hal itu saya jadi merenung, sebenarnya bagaimana masa depan bangsa kita nanti itu, semua bisa kita ciptakan dan kita bentuk dari sekarang. Mau masa depan yang indah, baik dan cerah. Atau mau masa depan yang jelek, buruk dan suram???
Semua bisa kita lukis sejak sekarang. Lewat apa???

Tak lain tak bukan, adalah lewat anak-anak saat ini. Merekalah penerus generasi kita. Merekalah yang akan menjadi pemimpin di masa depan. Jika memang benar kita menginginkan masa depan indah, baik dan cerah, tentunya kita harus melukisnya sejak saat ini. Dengan terus mengajarkan hal-hal yang baik kepada anak-anak kita, adik-adik kita, dan saudara-saudara kita. Memberika tauladan-tauladan kebaikan, baik dari ucapan, perbuatan maupun sikap. Mulai membiasakan dengan segala hal yang baik, tontonan yang baik, perlakuan yang baik.... segalanya dengan kebaikan. Karena sungguh, mereka hanya mencontoh dan merekam apa yang ada di sekitarnya. Mereka menjadi baik saat di sekitarnya selalu membiasakan dengan hal-hal yang baik, begitupun sebaliknya.   

Ketika banyak orang megeluhkan, “anak kecil, anak muda jaman sekarang gak tahu sopan santun, pergaulannya sangat bebas,” 

Yaa...jangan salahkan anak kecilnya/ anak mudanya, karena sungguh bisa jadi itulah cerminan dan hasil dari masyarakatnya. 

Ketika kita menyadari kondisi anak-anak kecil dan anak-anak muda saat ini masih belum baik, maka jangan hanya fokus ‘menyalahkan’ obyek itu. Tapi, berpikirlah dan teruslah evaluasi diri. Sudahkah kita memeberikan tauladan kebaikan? Sudahkah kita mengajak pada kebaikan? Sudahkah kita memberi nasihat kebaikan? Sudahkah kita bergerak untuk mengupayakan kebaikan?

Emm... jangan-jangan kebaikan itu hanya ada dalam benak dan pikiranmu saja? alhasil hanya bisa menyalahkan segala keburukan tanpa bisa memberikan solusi perubahan???
Ayo, bangkit dan benahi yang memang harus di benahi. Jangan biarkan anak-anak kecil, anak-anak muda termakan oleh arus globalisasi yang semakin jauh dari nilai-nilai kebenaran “agama”. 

Jangan biarkan oknum-oknum tak bertanggung jawab itu merusak generasi masa depan kita, dengan rekayasa perang pemikiran yang mereka luncurkan dari segala penjuru. Sungguh lindungilah anak-anakmu, adik-adikmu, saudara-saudaramu, teman-temanmu, dan tetangga-tetanggamu. 

“sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS.As-saff [61]: 4) 

Sungguh, kebaikan yang tidak teratur itu akan terkalahkan oleh kebatilan yang tersusun rapi. Maka tak boleh kita terlena, atau bersantai ria dan berpangku tangan membiarkan kejahatan yang teramat rapi itu secara perlahan, halus dan terus-menerus menggerogoti generasi kita. Bangkit dan lawan semua itu dengan kebaikan yang tersusun rapi dan teratur, agar kita kokoh dan tak tergerus arus, tak roboh oleh hantaman. 

Lakukan dari diri sendiri, dari hal kecil dan mulai sekarang juga. Jangan pernah ragu, jika yang kau sampaikan itu adalah suatu kebenaran. La Tahzan, innallaha ma’ana.
Sudah siap melukis masa depan???

0 komentar:

Posting Komentar