Manusia
sebagai makhluk biasa, tidak bisa dipungkiri sekuat-kuatnya ia berupaya untuk
senantiasa berperilaku sempurna dalam kebaikan, namun bagaimana pun juga ia
tidak akan terhindar dari yang namanya khilaf dan salah, karena memang hal
tersebut adalah fitrah manusia.
Bahkan
Allah sendiri telah mengisyaratkan akan sifat-sifat buruk manusia itu dalam
kitab suci Al-Qur’an,
Tak
bisa disangkal, sebagai manusia biasa sering kali kita tersulut amarah, ketika
ada hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak/ kemauan kita. Kita sering kecewa
yang akhirnya membuat kita membenci sesuatu.
Banyak
hal yang membuat diri manusia itu berada dalam kondisi yang begitu buruk, serba
tidak nyaman dan jiwa begitu tak terkontrol. Mungkin karena beban masalah yang
sedang dihadapi, mungkin juga karena fisik yang terlalu lelah sehingga membuat
jiwa sulit untuk dikendalikan.
Mungkn
kita akan menjadi manusia yang begitu egois, begitu tak peduli bahkan dengan
orang-orang terdekat kita sekalipun, meski sebelumnya mereka adalah orang-orang
yang begitu dekat dengan kita.
Entah,
kenapa, kita akan begitu kekeh memegang apa yang sesuai kehendak hati, ketika
ada hal yang mencoba menghalangi apa yang kita inginkan, maka dengan kerasnya
kita akan bersikap tak suka. Yaa... pantas saja,
وكان الإنسان أكثر شيء جدلا ...
“....Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak
membantah.”(QS. Al-Kahfi(18):54)
Tak
bisa dipungkiri, manusia punya sifat banyak membantah, membantah tentang
hal-hal yang tidak sejalan dengan keinginan kita. Jika itu dalam hal yang
positif, tentu tak akan menjadi masalah, namun bagaimana jika suka membantah
itu dalam hal-hal yang sungguh tidak wajar, karena hal sepele saja kita bantah
mati-matian, hingga akhirnya hanya akan mengotori hati nurani kita. Membuat
hati kita dilingkupi oleh rasa benci dan tidak terima. Astagfirullahal ‘adzim...
Belum
lagi jika kondisi fisik yang begitu lelah. Kegiatan dan seabrek aktivitas yang
dijalani sering kali membuat tubuh kita kewalahan dan begitu kelelahan. Ketika
tubuh begitu lelah, terkadang hati pun mudah tersulut amarah akan hal-hal yang
sepele. Kita akan mudah mengeluh dan terus mengeluh... benar memang yang
difirmankan-Nya
إن الإنسان خلق هلوعا
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah
lagi kikir. (QS. (70):19)
Ketika
kita terlalu fokus dengan segala masalah dan kepenatan yang kita alami, maka
kita bisa menjadi manusia yang begitu dzalim terhadap orang-orang di sekitar
kita. Tanpa sebab apapun kita bisa memusuhinya, karena hal sepele saja kita
menjadi begitu benci terhadapnya, kita bisa marah-marah dengan sendirinya.
Ujung-ujungnya
kita hanya mengeluhkan akan kondisi diri yang terasa begitu tak beruntung.
Mengeluhkan kondisi diri yang tak seberuntung orang lain dan hal-hal lain yang
penuh ketdak puasan. Padahal dengan jelas nikmat begitu melimpah dalam diri.
Sekali lagi, benar memang......
إن
الإنسان لظلوم كفار...
“....Sesungguhnya manusia itu, sangat
dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim(14): 34)
Yaa...
banyak alasan yang bisa memincu kondisi labil manusia, lalu bagaimana jika kita
mengalami kondisi seperti itu???
Marilah
sejenak merenung, tahan amarah yang ada dalam hati, tahan dulu gejolak emosi
yang membuatmu begitu keras, lalu Kembalikan Semuanya Pada Allah.
Ketika
amarah begitu memuncak..... kembalilah ingat, untuk apa kita marah???
Ketika
kita mengeluh kelelahan.... kembalilah ingat, untuk dan karena apa kita
berlelah-lelah???
Ketika
kita mengeluh selalu kurang... kembalilah ingat, apa saja yang ada dalam diri
kita???
Yaaa...
kembalikan semuanya hanya pada Allah....
Lelahmu....
Dukamu...
Sukamu...
Deritamu...
Semuanya kembalikan pada Allah.
Karena hanya Dia lah tempat terbaik untuk kembalinya segala urusan dan
permasalahan. Hanya dengan-Nya maka segalanya akan menjadi normal kembali...
Dengan-Nya,
maka rasakan segala penat yang ada di dadamu akan lepas dengan sendirinya,
lelah, duka, amarah, dan derita akan berganti dengan kelegaan yang begitu melegakan.
Segala
beban dan berat yang terasa di pundak, tak kan menimbulkan keluh kesah ketika
kita ingat bahwa apa yang kita lakukan adalah untuk Allah, karena Allah dan di
jalan Allah.
Segala
amaran yang sempat tersulut, tak kan sempat untuk berkobar semakin besar,
ketika kita ingat, untuk apa kita marah?? Allah saja Maha Pemaaf, harusnya kita
juga mampu menjadi pribadi yang pemaaf. Bisa menerima perbedaan dan pendapat dari
orang lain.
Segala
keluh akan ketidak puasan, takkan lagi keluar dari bibir, ketika hidung kita
masih sanggup untuk menghirup udara dengan begitu leluasa, ketika jantung masih
sanggup untuk terus berdetak, ketika orang-orang terkasih masih ada di sisi,
ketika orangtua masih setia menyayangi dengan penuh kasih, lalu apa yang
membuat kita Risau, galau. Apa yang membuat kita Tak bersyukur atas nikmat yang
ada???
Teruslah
dan teruslah merenung, ketika ada hal yang membuatmu lalai dan berbelok dari
jalan-Nya, maka sejenak kendurkan urat-uratmu, aturlah napasmu, dan jernihkan
pikiranmu. Kembalikan semuanya Pada Allah, maka kita akan mengerti apa yang
seharusnya kita lakukan.
0 komentar:
Posting Komentar