Selalu ada Air mata disana
Kali ini ingin aku sejenak mengenang masa –masa kecilku saat masih duduk di bangku SD. Masa dimana selama 6 tahun lamanya aku bersama dengan 22 temanku yang lain. Waktu yang cukup lama itu membuat kita mengenal betul sifat dan karakter dari masing-masing. Kalau disuruh menyebutkan semua nama mereka, maka tak usah diragukan lagi aku pasti masih sanggup menyebutnya tanpa tertinggal satu namapun hehehe...., -kangen deh dengan mereka semua-,,
Ini adalah salah satu kenangan yang tak terlupakan dari masa SD
dulu,
Dulu aku punya guru faforit -sebenarnya semua guru sangat
berkesan-, tapi karena beliau mengajarku selama kurang lebih 3 tahun maka
beliau menjadi amat berkesan.
Sebuah kenangan yang tak bisa terlupakan dari masa SD dulu.
Nama lengkapnya ibu Suhartini, tapi kami biasa memanggilnya ibu
Hartini. Beliau mengajar dengan sangat menyenangkan-menurutku- dan sangat bisa aku pahami. Tak khayal aku selalu
mendapat nilai yang lumayan bagus disetiap pelajarannya, karena selalu merasa
senang ketika mendapat pelajaran darinya. Selalu bersemangat untuk mendapat
nilai yang tertinggi –begitu rasanya-
sampai-sampai aku selalu mengacungkan tangan ketika ada tawaran “siapa yang bisa mengerjakan, ayo maju ke
depan”... aku akan menjadi orang pertama yang mengacungkan tangan
tinggi-tinggi. Sempat dalam sehari aku maju ke depan kelas untuk beberapa kali
kerena yang lain gak ada yang mau maju, beliaupun sempat berkata “ini ibu gak pilih kasih loh, tapi karena
yang lain gak ada yang mau maju ya sudah kamu lagi aja yang maju,,,biarin deh
ntar yang lain gak dapet nilai tambah lo...”
Hehehe... entah kenapa dulu –eit...sekarang
juga masih kok- aku sangat PeDe sekali
bahkan terkesan harus serba bisa. Alhasil tak heran, alhamdulillahnya-segala puji hanya bagi Allah- aku
selalu mendapat posisi puncak di kelas. Hal itu menjadi dorongan tersendiri
juga untuk terus bertahan diposisi itu. Itu semua tak terlepas karena aku
sangat menyenangi gurunya...hehehe.
Satu hal lagi yang sangat berkesan untukku. Setiap kali megajar beliau selalu menyelingi atau bahkan mengawalinya dengan bercerita tentang suatu kisah/kejadian yang dialaminya. Dan sudah menjadi kebiasaan beliau, setiap pagi hari ketika jam pelajaran dimulai, beliau selalu memberi kami sarapan berupa cerita. Dan tahukah kamu apa yang beliau ceritakan??? Yaa... beliau selalu menceritakan kisah-kisah yang menggugah nurani kita untuk selalu berbuat baik pada orangtua dan segala hal yang memotivasi. Kisah bagaimana perjuangan berat orangtua dalam mencari nafkah hanya demi anak-anaknya. Yang membuat hal itu tak pernah bisa aku lupakan adalah karena aku selalu menangis ketika mendengarkan kisah-kisah dari beliau. Yaa mungkin karena aku orang yang sangat sensitif, jadi mudah sekali menangis. Baru beberapa menit bercerita, air mataku pasti sudah tumpah bahkan bisa dikatakan banjir malah, saking banyaknya. Dan teman-temanku satu kelas semua sudah hafal dengan kebiasaanku itu, jadi saat cerita sedang berlangsung mereka dengan spontan akan menoleh ke arahku, memastikan bahwa aku pasti menangis..-idihhhhhh malu banget sebenarnya-, tapi gimana lagi aku gak bisa menahan air mataku untuk tidak tumpah.
Satu pengalaman lagi yaitu saat pengumuman kelulusan sekaligus
perpisahan. Diacara itu ada pembacaan kata-kata perpisahan untuk guru-guru yang
dibacakan oleh salah satu siswa diantara kami. Dan lagi lagi, aku menangis
bombay, gimana gak nangis kebersamaan selama 6 tahun kini harus berpisah, berpisah dengan teman-teman, berpisah dengan
bapak-ibu guru...haaaaaa sedih rasanya. Saat itu aku benar-benar tidak bisa
menghentikan air mataku untuk terus mengalir. Padahal setelah pembacaan
kata-kata perpisahan itu, waktunya pemberian hadiah untuk 3 juara umum.
Bayangkan ketika namaku disebut dan harus maju wajahku masih penuh dengan air
mata.... sampai teman yang duduk di sampingku meledekku “udah,...cep-cep-cep...sana buruan maju”. Alhasil aku maju dengan
wajah tertunduk malu karena wajahku penuh dengan air mata. Hohohoho............
Yaa itu hanya sedikit kenangan manis di saat SD dulu, dan
apabila mengingatnya ada rasa senang, lucu, malu dan bangga, tapi itulah hidup,
semuanya akan menjadi kenangan. Kenangan manis yang tak kan terlupakan.
Kenangan yang bisa menjadi guru terbaik bagi diri kita. Kenangan yang bisa
menjadi penghibur dikala penatnya jiwa oleh aktivitas yang melelahkan.
Dan kini ku kirimkan tangis rinduku untuk kalian -teman teman terbaiku dan guru guru
tercintaku- lewat untaian doa di heningnya malam.
Special to
Dwi, Shinta, Muslimah,
Tushe,
Lilin, Isda, Risa, Inggar, Dita, Diah, A’om,
Andi, Sholeh, Agus, Fendi,
Uggo, Adib, Sigit, Andika, Tri, Ahmad,
Spicial
Love to Bu Suhartini, Alm. Bpk Suradi, bu Maryati, Bu Kustini,
Bu Is, Pak
Wakijo, Pak Daliso,
Dll, yg
walau tak ku sebut
tpi wajah kalian selalu ada di hatiku
L.O.V.E YOU ALL
0 komentar:
Posting Komentar