SAHABAT = TANGIS + TAWA
Beda gak sih teman
dengan sahabat ???
Menurutku gak jauh
beda tuh... Cuma penyebutannya saja yang beda, tapi wujud dan pengertiannya
masih sama. Yaaa begitu menurutku awalnya, sampai suatu hari aku mengalami
peristiwa yang begitu membuatku merasakan arti kehadiran sahabat.... yaaa
SAHABAT,
Jumat, 22 Juni 2012
lalu....
Hari itu aku
lumayan bersantai ria, karena dalam pikiranku aku tidak ada jadwal ujian – pekan itu adalah pekan ujian akhir
semester di kampus- aku pun berencana mengisi kegiatan dengan hadir ke SMA,
menghadiri acara anak ROHIS yang kebetulan sedang mengadakan peringatan isra
mi’raj dengan mengadakan lomba keagamaan.
Pagi setelah
selesai mengerjakan pekerjaan rumah, sekitar pukul 9 aku berangkat menuju SMA.
Sampai disana aku bergabung dengan adik-adik SMA, menjadi suporter lomba CCA
(Cerdas Cermat Agama).... asyik... seruuuuu.... serasa mengulang kebersamaan
masa-masa di SMA saat berada di tengah-tengah mereka.
Di tengah keseruan
itu, tiba-tiba ada pesan masuk di HP ku, dari mb Deny Anita
“Na, kamu dmn kok
gak nampak?? Udah pulang blm, Ketemuan yuk, aku mau bayar pulsa ni heheehe....”
Ku balas,
“Lho, emang aku ke
kampus pow?? Aq gak ke kampus kok, tapi ntar sore abis Ashar aku insya Allah ke
maskam, ada kajian....”
Mb Deny balas lagi,
“Oow... kmu udah
pulang yaa?, yaa udah ntar sore aja ketemuan di maskam ya...”
Aku agak heran,
yeee dibilangin aku gak ke kampus kok, malah dikira udah pulang.... gimana tow,
mb Den??
Keherananku saat
itu tak ku pedulikan, aku kembali menikmati keseruaan bersama adik-adik SMA...
Tak terasa waktu
begitu cepat berlalu, selesai lomba CCA, sekitar pukul 11.00 aku memutuskan
untuk pulang ke rumah....
Dan tepat setelah
Ashar, aku meluncur ke kampus. Ada janji mau kajian bersama di maskam pukul
15.30. baru berjalan dari pintu masuk, aku sudah melihat tanda-tanda keberadaan
teman-temanku, mereka pun sudah mengenali kedatanganku dengan melempar
senyum.... hehehehe selalu ada senyum ketika kita bersama-sama.

“Dari rumah lah,
emang dari mana” jawabku santai.
“Jangan-jangan tadi
pagi kamu gak ke kampus yaa??”
“Lha emang
kenapa??” tanyaku masih dengan polosnya.
“ Emangnya kamu gak
ujian pow?”
“Ujian apa??” aku
mulai kaget.
“Ujian bahasa
inggris...”
“Emmm egak kok, aku
jadwalnya minggu depan bukan hari ini...”
“Iya pow... masya’
beda jadwalnya, harusnya kan bareng...”
Kecemasan mulai
muncul, tapi masih tersisa rasa yakinku akan ingatanku bahwa hari itu tak ada
jadwal ujian. Aku mencoba membuka laptopku, dimana aku menyimpan file jadwal
ujian. Dengan tergesa-gesa aku membukanya, serasa ingin cepat-cepat
menunjukkkan bukti ke pada teman-teman bahwa hari itu aku gak ada jadwal.
Buka...buka...buka,
akhirnya aku temukan jadwal ujianku, dan ku baca........
“Haaaaaaaa iya, aku
ada jadwal ujian bahasa inggris hari ini .... gimana dong??? Aku gak mau
ngulangi lagi...” aku shock seketika mengetahui kenyataan sebenarnya.
“Gimana nii.... ada
ujian susulan gak sih kalau UAS tuh???” semakin panik.
“Gak tahu, coba tanya dosennya aja dulu gimana,
kemungkinan bisa....”
Aku yang notabennya
memang ingin selalu berada di jalur yang wajar-wajar aja /sesuai aturan yang
ada, ketika mendapati diri ini menyimpang dari jalur yang seharusnya,
duhhhhhhh... seketika panik bukan main.
Alhasil, hatipun
belum bisa untuk dengan tenang menerima hantaman pada pukulan yang pertama
meluncur. Takut harus mengulang mata kuliah yang 4 sks itu.... takut tertinggal
dengan teman-teman yang lain, padahal targetku ingin lulus cepat......
haaaaaaaa.... kepanikan begitu memuncak,
“Sudah, coba
hubungi pak dosen aja dulu, pasti ada jalan keluarnya...”
“Aku gak punya
nomer HP beliau...... terus tanya kesiapa dong?? Jam segini fakultas pasti juga
sudah gak ada karyawannya.... emmmm gimana???...”
Usaha mencari nomer
HP dosen pun terus dilakukan, tanya sana sini, sms sana sini.... dan akhirnya
dapat juga nomernya. Tanpa pikir panjang, aku langsung menelpon pak dosen,
tut...tut...tut...tut... gak diangkat-angkat juga, tinggalkan pesan suara....
huaaaa semakin panik. ... beberapa detik kemudian ada panggilan masuk, woo pak
dosen nelpon...
“Halo ini siapa
ya??”
“Ini saya
pak,Ratna, mahasiswa PAI kelas.....”
“Iya...ada apa ya?”
“Gini pak, saya
tadi tu gak ikut ujian bahasa inggris, bisa ikut ujian susulan gak ya pak??”
“Lho ya gak bisa,
memangnya kenapa gak ikut ujian??”
“Iya.. soalnya tadi
saya salah lihat jadwal pak, saya pikir jadwalnya jumat minggu depan....”
dengan suara memelas.
“Emm yaa gak bisa...”
dengan tegas.
“Ammm pak, terus
gimana dong pak solusinya??”
“Yaa... kamu minta
surat keterangan dokter ”
“Emmm gitu pak, oow
yaa udah makaih yaa pak...”
Glegk.... aku gak
bisa ngulang, pikiranku saat itu bener-benar kacau.... gimana egk kacau?? 4
sks... terbuang begitu saja... padahal selama 28 pertemuan selalu hadir dan gak
pernah absen.... hmmmmmm,
“Gimana, apa kata pak dosen?? Bisa ikut ujian
susulan??” tanya temen-temen penasaran.
“Enggak... katanya
harus pake suratketeranagn dari dokter...”
“Gimana ni, aku gak
mau ngulang..... aku pengen nangissssss,...” mata mulai berkaca-kaca.
“Sudah...sudah...
semua pasti ada hikmahnya....”
“Iya Ukh, setiap
kejadian itu pasti ada hikmahnya.sudah rencana Allah, bahkan daun yang jatuh
sekalipun, itu karena kehendak Allah ”
Saat itu aku mulai
benar-benar menangis, #malu-maluin deh... hohoho
Tak perlu ditanya
lagi.... aku benar-benar berlinang air mata saat itu, entah kenapa, ketika
mereka menasehatiku dengan kata-kata motivasi justru itu membuatku semakin
deras meneteskan air mata.
“Udah ukh, pasti
ada jalan keluarnya....”
Dihadapan
orang-orang yang lalu lalang di dalam masjid itu, aku tak bisa menahan linangan
air mataku........#kalo diinget-inget aku jadi malu sendiri, kenapa juga nangis
... hadeh
Semakin banyak
temen-temen yang datang saat itu, gak tahu kenapa waktu itu secara gak
disengaja, temen-temen baru ngumpul di maskam –maklum saja, saat itu waktunya sholat ashar- semakin banyak yang
datang semakin banyak yang menghampiriku, dan semakin banyak yang
memotivasiku....
“Udah dek, gak usah
nangis.... besok ketemu sama dosennya dulu aja...”
Aku semakin
menangis, ketika mereka bertanya kenapa, kenapa dan kenapa...., alhasil yang
baru datang dan gak tahu apa-apa, mereka gak berani tanya, dan hanya memberi
semangat....
#gubrak,,.... aku tuh lebay banget yaaa.... dipikir-pikir aku kaya
anak kecil deh.... tetep sekarang masih malu ^_^
Sebenarnya kalau
boleh jujur, tangisku saat itu juga karena terharu dengan kata-kata kalian.
Hemmmmm kalian super sekali, aku gak butuh waktu lama untuk menenangkan hatiku,
karena semua terobati oleh motivasi dari kalian....
Aku terharu lagi
ketika, kejadian itu sudah berlalu, ketika aku sudah berada di rumah. Ada yang
mengirimiku pesan :
Hikmah itu ada dimana??
Nabi saw bersabda, “hikmah adalah
harta milik kaum muslimin. Dimanapun kamu temui, boleh kau memungutnya.”
Setiap peristiwa yang terjadi
selalu mengandung hikmah,, hikmah inilah yang akan memperkaya seseorangdengan
kekeyaan jiwa dan tidak ada sesuatupun di dunia ini yang terjadi tanpa
sepengetahuan Dia yang maha mengetahui... ketika kita sudah berusaha, berdoa
dan melakukan segalanya tapi keadaan keadaan tetap tidak berjalan sesuai
rencana, maka yakinlah Dia punya sesuatu yang lebih indah dan lebih berharga
di depan sana.....
CAYO ratna!! Tetep
fastabiqulkhairat dengan semua keceriaan, keyakinan, impian, dan semangat
yang kita miliki >.<
Kalo kata bondan prakoso ....
everything gone be OK ....
|
Iyaa mba...
makasih, smangattttttttt;-)
“Siip... yg namanya
Ratna Sholihah or Ni’Am Jauharah emang gk akan bersedih kecuali karna
murka-Nya... siiip”
Bersyukur ketika
Allah mengirimkan teman-teman yang luar biasa disisihku, yang tak hanya ada
disaat suka dan menyertai disaat tawa, namun juga setia mendukung ketika
terpuruk, menuntut ketika langkah kita terperosok, dan memapah ketika kaki terkilir.
#Dalam hati
huaaaaaaaaaaaaa I Love u all coz Allah......,
Trimakasih karena
kalian tak hanya sekedar menjadi teman tapi SAHABAT terbaik bagiku, smoga ALLAH
senantiasa menjaga ukhuwah kita sampai ke SURGA-Nya kelak .... Amiin ;-)
Terus ingatkan aku yang saat ini masih sering terpental di pukulan pertama.;D
0 komentar:
Posting Komentar