
Begitu
banyak pelajaran hidup yang penuh makna yang bisa saya petik disetiap jengkal
perjalanan yang saya lewati.
Bertemu
Bayi-bayi Imut nan Menggemaskan
Ketika
sedang asyiknya mengemudi sepeda, ketika pandangan mata terfokus jauh ke depan.
Tiba-tiba.... tuing.... muncul sosok-sosok lucu nan menggemaskan.
Laksana kucing yang melihat tikus.... hihihihi wajahku seketika akan
menampakkan senyum nyengir... “oww.....imutnya... lucuuuu banget,,”... bahkan
tak hanya satu bayi, terkadang beberapa bayi muncul bersamaan di hadapanku.
Mereka, digendong oleh ibu-ibu mereka, tapi entah kenapa mereka-bayi-bayi
imute- selalu memilih untuk
memalingkan wajahnya ke arah belakang. Alhasil saya dengan senengnya, melototin
wajah lugu bayi-bayi itu, dan dengan sengaja kupelankan perjalananku supaya
bisa memposisikan diri tepat di belakang mereka... hehehe.

Harusnya,
sebagai orangtuanya, mereka harus sadar dan sedikit memperhatikan kondisi buah
hatinya, dengan memberikan pelindung saat berpergian di jalan raya. Kasihan kan
bayi-bayi yang tak tahu menahu tentang dunia luar, harus ikut meraskan kejamnya
polusi udara. Hohoho... malang nian nasipmu sayang,,, :'(
Ajang
Melatih Kesabaran
Tak
dipungkiri, dunia jalanan begitu keras sekali. Salip kanan,...salip kiri...
dengan begitu cepat dan woow...sangat memacu adrenalin. Saya sendiri hanya bisa
takjup terperanga melihat kondisi seperti itu. Jujur saja, saya tak berani
untuk ikut berpacu dalam kecepatan, sebenarnya sih karena memang kondisi
motor yang tak memungkinkan untuk dibawa dengan kecepatan tinggi...hehehe.
Alhasil saya hanya menjadi penonton setia dari pertunjukan atraksi
kebut-kebutan, sambil terus istiqfar....,. Dan tak jarang pula saya menjumpai
kecelakaan terjadi tepat di depan mata,... kalau sudah begitu, saya hanya bisa
diam terpaku, dan selanjutnya sekejur tubuh serasa melemas dan tak punya
kekuatan, gemeteran... duh, itu adalah hal yang sangat tidak
mengenakkan.
Yang
jelas, dari jalanan... kesabaran benar-benar dilatih. Dilatih agar sabar
menghadapi pengendara lain yang kurang sabar. Dilatih agar sabar untuk tidak
kebut-kebutan. Dilatih agar sabar menunggu lampu merah.. dan banyak sabar-sabar
lainnya yang terlatih dari sana.
Tempat
Ber-Muhasabah dan Mensyukuri Hidup
Karena
perjalanan yang tak hanya sebentar, jalanan juga menjadi tempatku bermuhasabah.
Mensyukuri keadaan, hingga terkadang air matapun tak tertahankan. Bagaimana
tidak, di jalanan akan kita temui beragam kondisi kehidupan. Ada pejalan kaki
yang tampak lusuh karena begitu panjangnya perjalanan yang telah ditempuh.
Pejalan kaki dengan membawa barang dagangan di punggungnya. Ada pengendara
sepeda ontel dengan membawa tumpukan kardus dan barang-barang rongsok, tinggi
barang bawaannya melebihi tinggi tubuh pengemudinya. Subhanallah... hidup memang
begitu keras..., hanya orang-orang kuat yang mampu melaluinya dengan baik.

Beberapa
waktu yang lalu saya sempat mencoba berjalan kaki, dari kampus pulang ke rumah.
Entah kenapa, ada keinginan kuat untuk bisa merasakan rasanya jalan kaki jarak
jauh. Dan subhanallah.... sungguh-sungguh sangat...sangat...dan suangatttt
melelahkan sekali, kaki terasa tak
bertulang, tubuh lemas, dan badan panas..... terkapar setelah melakukan aksi
itu- ya iyalah- dari itu, saya
belajar, berarti ketika kita mengeluh merasa kelelahan karena harus bersepeda,
harusnya kita tetap harus bersyukur karena ternyata jalan kaki itu jauh lebih
melelahkan lagi... dan ketika suatu ketika kita mendapat nikmat bisa
mengendarai motor ataupun mobil, nantinya kita akan sangat bersyukur. “Sungguh
nikmat Tuhan manakah yang engkau dustakan??”
Intinya
banyak bersyukur.... itulah yang harus selalu kita lakukan disetiap detik dalam
kehidupan kita....,
Begitulah
hidup ini, di setiap waktu, di setiap tempat, akan selalu meninggalkan
jejak-jejaknya yang akan bisa kita ambil sebagai pelajaran berharga. Semoga
pelajaran hidup ini akan dapat kita tampung sebagai ilmu kehidupan dan dapat
kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
0 komentar:
Posting Komentar