Pages

Labels

Test Footer 2

Sabtu, 14 Januari 2012

Kepompong Belajar part 1#

 KEPOMPONG BELAJAR part 1#
 

Beberara waktu yang lalu baca buku bagus, sangat berkesan, dan baik untuk kita dalam rangka persiapan dini mendidik anak, ceilahhhhh kaya udah mau punya anak aja...;-)

jadi pengen mencatatnya... hehehe...


Syekh Ibn Zhafar al-Makki, dalam bukunya Anba’ Nujaba’ al-Abna, menuliskan bahwa, “Abu Yazid Thaifur ibn Isa al-Bisthami ra, membaca ayat,
            “Hai orang-orang yang berselimut! Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari kecuali sedikit (daripadanya).” QS,Al-Muzzammil: 1-3.
Ia bertanya kepada ayahnya :
            “Wahai Ayahku, kepada siapa Allah memfirmankan perintah itu?”
            “Anakku,” jawab sang ayah, “Perintah ini ditujukan kepada Nabi Muhammad saw.”
            “Wahai ayahku,” tanya sang anak lebih lanjut, “ Mengapa engkau tidak melakukan seperti apa yang dilakukan Rasulullah saw?”
            “Wahai anakku, qiyamul lail (shalat malam) dikhususkan dan diwajibkan kepada Rasulullah dan tidak diwajibkan pada umatnya!”
Si anak terdiam. Saat ia membaca firman Allah
            “Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari duapertiga malam atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu.” QS.Ai-Muzzamil:20
Ia bertanya kepada ayahnya lagi
“Wahai Ayahku, sungguh aku pernah mendengar bahwa segolongan orang dahulu mengerjakan sholat malam. Siapakah golongan yang dimaksud?”
“Anakku, mereka adalah para sahabat!” jawab sang ayah.
“Wahai ayahku, kebaikan apa yang kitaperoleh dengan meninggalkan sesuatu yang dikerjakan Rasulullah saw dan sahabatnya?”, tanya sang anak sekali lagi.
“Engkau benar wahai anakku!”, jawab sang ayah yang tak bisa menghindar dari pertanyaan anaknyayang bertubi-tubi.
Semenjak saat itu, sang ayah mengerjakan sholat malam. Suatu malam , Abu Yazid terjaga dari tidurnya. Ia melihat ayahnya sedang mengerjakan sholat malam. Ia kemudian berkata pada ayahnya “Wahai ayahku, ajari aku bagaimana cara bersuci (berwudlu) supaya aku bisa sholat denganmu!”
“Wahai anakku,engkau masih kecil!” cela sang ayah.
Mendengar jawaban sang ayah demikian, ia pun kemudian menjawab, “Wahai ayahku, bila nanti pada hari di mana manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) amal mereka, lalu aku berkata kepada Tuhanku,
“Aku dulu pernah bertanya kepada ayahku bagaimana cara bersuci (berwudlu) supaya aku bisa sholat dengannya. Namun kemudian beliau menolak menjawab pertanyaanku, malah ia berkata Tidurlah, engkau masih kecil! Bila aku mengatakanitu semua di hadapan Tuhan, maukah ayah seperti ini?.”
“Tidak!”, sahut sang ayah spontan, “Sungguh demi Allah wahai anakku, aku tidak menginginkan hal itu.” Sang ayah pun mengajari dan si anak ikut sholat dengan ayahnya.

yuk Nak, kita sholat...;-)
Wahai ikhwan wa Akhwat fillah, apa yang dapat kita simpulkan dari kisa tersebut? Tak lain adalah jadilah anda sebagai orangtua yang baik bagi anak-anak anda kelak. Sebab jika tidak, kelak mereka akan menggugat anda di yaumil qiyamah nanti.
Rabbi habliy min ladunka dzurriyyatan thayyibatan. “Ya Allah, berikanlah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik.”
Innaka sami’uddu’a. “Sesngguhnya Engkau maha mendengar do’a.”   
QS. Al-Imran :38
Amin Allahumma Amin.


Dikutip dari buku, Musbikin Imam.Mendidik Anak ala SHINCHAN .2003. Yogyakarta : Mitra Pustaka.

0 komentar:

Posting Komentar