KEPOMPONG BELAJAR part 1#
Beberara waktu yang lalu baca buku bagus, sangat berkesan, dan baik untuk kita dalam rangka persiapan dini mendidik anak, ceilahhhhh kaya udah mau punya anak aja...;-)
jadi pengen mencatatnya... hehehe...
Syekh Ibn Zhafar al-Makki, dalam bukunya Anba’ Nujaba’ al-Abna, menuliskan bahwa, “Abu Yazid Thaifur ibn Isa al-Bisthami ra, membaca ayat,
“Hai orang-orang yang berselimut!
Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari kecuali sedikit (daripadanya).”
QS,Al-Muzzammil: 1-3.
Ia
bertanya kepada ayahnya :
“Wahai Ayahku, kepada siapa Allah
memfirmankan perintah itu?”
“Anakku,” jawab sang ayah, “Perintah
ini ditujukan kepada Nabi Muhammad saw.”
“Wahai ayahku,” tanya sang anak
lebih lanjut, “ Mengapa engkau tidak melakukan seperti apa yang dilakukan
Rasulullah saw?”
“Wahai anakku, qiyamul lail (shalat
malam) dikhususkan dan diwajibkan kepada Rasulullah dan tidak diwajibkan pada
umatnya!”
Si
anak terdiam. Saat ia membaca firman Allah
“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui
bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari duapertiga malam atau seperdua
malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang
bersama kamu.” QS.Ai-Muzzamil:20
Ia
bertanya kepada ayahnya lagi
“Wahai Ayahku, sungguh aku pernah mendengar bahwa
segolongan orang dahulu mengerjakan sholat malam. Siapakah golongan yang
dimaksud?”
“Anakku, mereka adalah para sahabat!” jawab sang
ayah.
“Wahai ayahku, kebaikan apa yang kitaperoleh dengan
meninggalkan sesuatu yang dikerjakan Rasulullah saw dan sahabatnya?”, tanya
sang anak sekali lagi.
“Engkau benar wahai anakku!”, jawab sang ayah yang
tak bisa menghindar dari pertanyaan anaknyayang bertubi-tubi.
Semenjak saat itu, sang ayah mengerjakan sholat
malam. Suatu malam , Abu Yazid terjaga dari tidurnya. Ia melihat ayahnya sedang
mengerjakan sholat malam. Ia kemudian berkata pada ayahnya “Wahai ayahku, ajari
aku bagaimana cara bersuci (berwudlu) supaya aku bisa sholat denganmu!”
“Wahai anakku,engkau masih kecil!” cela sang ayah.
Mendengar jawaban sang ayah demikian, ia pun
kemudian menjawab, “Wahai ayahku, bila nanti pada hari di mana manusia keluar
dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka
(balasan) amal mereka, lalu aku berkata kepada Tuhanku,
“Aku dulu pernah bertanya kepada ayahku bagaimana
cara bersuci (berwudlu) supaya aku bisa sholat dengannya. Namun kemudian beliau
menolak menjawab pertanyaanku, malah ia berkata Tidurlah, engkau masih kecil! Bila aku mengatakanitu semua di
hadapan Tuhan, maukah ayah seperti ini?.”
“Tidak!”, sahut sang ayah spontan, “Sungguh demi
Allah wahai anakku, aku tidak menginginkan hal itu.” Sang ayah pun mengajari
dan si anak ikut sholat dengan ayahnya.
yuk Nak, kita sholat...;-) |
Wahai ikhwan wa Akhwat fillah, apa yang dapat kita
simpulkan dari kisa tersebut? Tak lain adalah jadilah anda sebagai orangtua
yang baik bagi anak-anak anda kelak. Sebab jika tidak, kelak mereka akan
menggugat anda di yaumil qiyamah nanti.
Rabbi
habliy min ladunka dzurriyyatan thayyibatan.
“Ya Allah, berikanlah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik.”
Innaka
sami’uddu’a. “Sesngguhnya Engkau maha mendengar
do’a.”
QS. Al-Imran :38
Amin Allahumma Amin.
Dikutip
dari buku, Musbikin Imam.Mendidik Anak
ala SHINCHAN .2003. Yogyakarta : Mitra Pustaka.
0 komentar:
Posting Komentar